[ KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR] “KETERAMPILAN BERTANYA SERTA MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN”

>> Kamis, 04 Oktober 2012


A.    DELAPAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
 Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni:
a). Pertama:
Keterampilan bertanya yang mensyaratkan guru harus menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang cerdas, baik keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan bertanya lanjut.
b). Kedua:
Keterampilan memberi penguatan. Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian.
c). Ketiga:
Keterampilan mengadakan variasi, baik variasi dalam gaya mengajar, penggunaan media dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan.
d). Keempat:
Keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi segala informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Setidaknya, penjelasan harus relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa, serta diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
e). Kelima:
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam konteks ini, guru perlu mendesain situasi yang beragam sehingga kondisi kelas menjadi dinamis.
f). Keenam:
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Hal terpenting dalam proses ini adalah mencermati aktivitas siswa dalam diskusi.
g). Ketujuh:
Keterampilan mengelola kelas, mencakupi keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, serta pengendalian kondisi belajar yang optimal.
h). Kedelapan:
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang mensyaratkan guru agar mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasikan, membimbing dan memudahkan belajar, serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.

B.     KETERAMPILAN BERTANYA
Dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari guru memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban yang diajukan.
Pada kenyataannya di lapangan banyak para guru yang tidak menguasai teknik-teknik dalam memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga banyak pertanyaan tersebut hanya bersifat knowledge saja artinya kebanyakan hanya mengandalkan ingatan.
Pengertian dan Rasional keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir. Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang menuntut respon siswa.
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan permintaan ( compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun(prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation question).Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa.Dan harus menghindari kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda. Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. Keterampilan bertanya di bedakan atas keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah :
Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, Pemberian Acuan, Pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan Pemberian Tuntunan. Sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar  partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut.

Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

a). Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan tersebut adalah:
1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
2. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
3. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
4. Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
7. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
8. Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.

b). Komponen-komponennya yaitu:
1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas
2) Pemberian Acuan
3) Pemusatan
4) Pemindahan Giliran
5) Penyebaran
6) Pemberian Waktu Berpikir
7) Pemberian Tuntunan

C). KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai suatu pelajaran dengan tujuan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi siswa sehingga siswa siap mental dan perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru ketika akan menutup suatu  kegiatan inti pelajaran dengan harapan siswa akan tetap mengingat kembali materi yang telah dipelajari.

Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan situasi siap mental dan menimbulkan siswa agar terpusat perhatiannya pada apa yang dipelajari. 

1). Komponen keterampilan membuka pelajaran adalah:

a. Menarik perhatian siswa
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian siswa,
antara lain:
  • Gaya mengajar guru. Perhatian siswa dapat ditimbulakan dengan menvariasikan gaya mengajar guru misalnya memilih posisi di kelas dan memilih kegiatan yang berbeda dari biasanya dia kerjakan dalam membuka pelajaran.
  • Penggunaan alat-alat bantu mengajar. Guru dapat menggunakan alat-alat seperti gambar, model, skema dan sebagainya untuk menarik perhatian siswa dan menimbulkan motivasi belajar siswa.
  • Pola interaksi yang bervariasi. Variasi yang dapat digunakan diantaranya guru memberi perintah pada siswa, guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya pada guru atau siswa lainnya yang menjawab pertanyaan tersebut.
b. Menimbulkan motivasi
Salah satu tujuan dari prosedur membuka pelajaran adalah memilih secara hati-hati hal apa saja yang menjadi perhatian siswa, sehingga dapat digunakan untuk memotivasi mereka. Sedikitnya ada empat cara yang dapat dilakukan yaitu:
  • Dengan kehangatan dan keantusiasan. Guru hendaknya bersikap ramah, antusias, bersahabat, dan hangat.
  • Dengan menimbulkan rasa ingin tahu. Hal ini dapat dilakukan dengan bercerita pada siswa dimana cerita tersebut menimbulkan pertanyaan atau dengan mendemonstrasikan suatu peristiwa. Cara-cara ini sangat baik untuk menimbulkan motivasi pada siswa.
  • Mengemukakan ide yang bertentangan. Guru dapat melontarkan ide-ide yang bertentangan dengan mengajukan masalah atau kondisi sehari-hari.
  • Dengan memperhatikan minat siswa. Minat siswa merupakan gudang kaya bagi aktivitas yang dapat dirancang oleh guru, hal ini dapat dilakukan dengan menyesuaikan topik dengan minat siswa.
c. Memberi acuan
Memberi acuan diartikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berikut :
  • Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
  • Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
  • Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
  • Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.pertanyaan yang diajukan hendaknya mengarahkan siswa dalam mengantisipasi sisi pelajaran yang dipelajari.
d. Membuat kaitan
Jika guru akan memulai materi pelajaran baru perlu kiranya ia menghubungkannya dengan hal-hal yang telah dikenal siswa atau dengan pengalaman siswa terdahulu untuk mempermudah pemahaman. 

Usaha guru untuk membuat kaitan ini adalah :
  • Membuat kaitan yang relevan dari bidang studi yang telah dikenal siswa.
  • Menyajikan bahan secara terperinci.
Guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dikenal. Guru menjelaskan konsepnya atau pengertiannya terlebih dahulu sebelum menjelaskan lebih lanjut.
 
2). Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran
a. Meninjau kembali
• Merangkum inti pelajaran.
• Mernbuat ringkasan.

b. Mengevaluasi
• Mendernonstrasikan keterampilan menutup pelajaran.
• Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain.
• Mengekspresikan pendapat siswa sendiri.
• Soal-soal tertulis.

3). Tujuan memiliki keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah sebagai berikut:
a) Perhatian dan motivasi siswa tumbuh dan berkembang.
b) Siswa mengetahui batas tugas yang dikerjakan.
c) Siswa mempuyai gambaran yang jelas tentang apa yang dipelajari.
d) Siswa tahu hubungan antara yang telah diketahui dengan yang dipelajari.
e) Siswa dapat merangkum fakta, keterampilan, dan konsep.
f) Siswa tahu keberhasilan belajarnya dan guru tahu hasil mengajarnya

4). Mengajar tanpa membuka dan menutup pelajaran mengakibatkan hal-hal berikut :
1. Mental siswa tidak siap menerima pelajaran.
2. Perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
3. Pelajaran sukar dipahami, tidak bermakna dan membosankan.
4. Siswa tidak mengetahui apa yang telah dipelajari secara menyeluruh.
5. Guru tidak mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa atau keberhasilan mengajamya.

 
DAFTAR PUSTAKA
Kurnia, Ahmad. 2012. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran. http://guruidaman.blogspot.com. (Diakses pada 24 September 2012).
LAN. 2007. Pedoman Microteaching. Jakarta: UNJ.
Usman, Moh. Uzer. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Baru.

0 komentar:

About this Blog

Seguidores

    © Summervina. Friends Forever Template by Emporium Digital 2009

Back to TOP