[Laporan Genetika] UPAYA PEMELIHARAAN DAN PENANGKARAN UNTUK MELIHAT PERBEDAAN SEKS DAN SIKLUS HIDUP Drosophila melanogaster

>> Selasa, 16 April 2013


UPAYA PEMELIHARAAN DAN PENANGKARAN UNTUK MELIHAT PERBEDAAN SEKS DAN SIKLUS HIDUP Drosophila melanogaster



ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati siklus hidup Drosophila, membedakan seks pada Drosophila, serta membuat biakan untuk pemeliharaan Drosophila. Pada praktikum ini menggunakan alat berupa mikroskop stereo, kuas kecil, botol biakan, selang plastik, sumbat botol dari busa, kertas pupasi, blender dan timbangan . Adapun bahan yang digunakan yaitu pisang matang, eter, tape singkong, gula merah dan yeast. Pisang matang digunakan sebagai medium untuk penangkaran Drosophila sedangkan tape singkong, gula merah dan yeast digunakan sebagai medium pada pembiakan dan pemeliharaan Drosophila, dimana tape singkong dan gula merah berfungsi sebagai sumber karbohidrat bagi Drosophila sementara yeast  berfungsi untuk mengembangkan adonan medium agar lebih padat dan homogen. Pada pembiakan dan pemeliharaan Drosophila melanogaster dibuat kertas pupasi yang bertujuan sebagai tempat perlekatan  pupa agar mudah diamati. Dari pengamatan dapat terlihat bahwa siklus hidup Drosophila melanogaster melalui 4 fase yaitu telur, larva, pupa, dan imago. Fase telur berlangsung lebih kurang 24 jam dan terlihat telur yang berbentuk oval, fase larva ditandai dengan bentuk berwarna putih dan bersegmen, sedangkan fase pupa memiliki kutikula yang keras dan berwarna gelap, dan selanjutnya fase imago mulai terbentuk Drosophila melanogaster dewasa. Selain itu pada pengamatan untuk membedakan Drosophila melanogaster jantan dan betina dengan bantuan mikroskop, terlihat beberapa perbedaan diantaranya ukuran tubuh betina yang lebih besar daripada jantan, ujung abdomen betina yang lebih runcing dibandingkan jantan, segmen abdomen betina yang lebih banyak yaitu 7 segmen sedangkan pada jantan hanya 5 segmen, tungkai depan pada betina tidak terdapat sex comb sedangkan pada jantan ada, dan warna tubuh betina pada bagian belakang lebih terang dibandingkan pada jantan.

Kata Kunci: Drosophila melanogaster, Siklus Hidup, Seks Drosophila, Pemeliharaan Drosophila
PENDAHULUAN

Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buah-buahan busuk. Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan.
Kebanyakan penemuan di bidang genetika didapatkan melalui penelitian dengan menggunakan lalat tersebut sebagai bahan (Suryo, 2004). Pilihan ini tepat sekali karena pertama, lalat ini kecil sehingga suatu populasi yang besar dapat dipelihara dalam laboratorium. Kedua, daur hidup sangat cepat. Tiap 2 minggu dapat dihasilkan satu generasi dewasa yang baru. Ketiga, lalat ini sangat  subur yang betina dapat menghasilkan ratusan telur yang dibuahi dalam hidupnya yang pendek itu (Kimball, 2001).
Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror, 1992):
Kingdom        : Animalia
Phyllum          : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo               : Diptera
Famili             : Drosophilidae
Genus                         : Drosophila
Spesies            : Drosophila melanogaster
Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa (Wheeler, 1981).
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur. Segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu; kepala, thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi. Setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
Adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya:
1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang.
2. Berukuran kecil, antara 3-5 mm.
3. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya.
4. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.
5. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.
6. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.
7. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk.
8. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam.
9. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.
Sedangkan ciri-ciri yang membedakan Drosophila jantan dan betina antara lain:
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa – imago.  Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan.
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa . Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari (Silvia, 2003).
Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992).
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago.
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa. Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985).
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003).
 Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan
menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio (Borror, 1992).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila melanogaster diantaranya sebagai berikut:
·         Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180°C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.
·         Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur – telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina.
·         Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan
Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa.
·         Intensitas Cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap (Shorrocks, 1972).
METODE
1.      Pemeliharaan Drosophila
Dicuci botol selai menggunakan sabun hingga bersih kemudian dikeringkan. Selanjutnya dibuat tutup botol dari busa sehingga menghalangi lalat keluar dari dalam botol. Dibuat medium hidup lalat dengan cara:
Ditimbang pisang: tape singkong: gula merah dengan perbandingan 7:2:1 (dalam gram). Dihaluskan pisang dan tape menggunkan blender, ditambah air secukupnya, lalu dituangkan ke dalam panci. Dimasak bahan yang telah dihaluskan dan ditambahkan dengan potongan gula merah selama ± 1 jam sambil diaduk. Dimasukkan medium ke dalam botol. Ditutup botol biakan dengan spons. Didinginkan hingga suam-suam kuku, kemudian ditambahkan yeast ± 7 butir dan kertas pupasi, kemudian ditutup kembali dengan spons.
Medium Drosophila diganti setiap 14 hari sekali supaya hasil yang diperoleh maksimum. Jika tidak bisa, maka paling tidak diganti setipa 1 bulan sekali. Drosophila pada medium yang selalu diganti disebut sebagai stok Drosophila.

2.      Menangkar Drosophila
Disediakan buah pisang yang telah matang dan diletakkan beberapa saat. Drosophila yang mendatangi buah tersebut ditangkap menggunakan bantuan plastik dan dipindahkan segera ke dalam botol yang telah disiapkan untuk penangkaran Drosophila menggunakan pipa plastik yang dapat dibuat dengan cara :
Pipa plastik dengan diameter 1 cm dan 2 cm disiapkan. Dipotong dengan ukuran 5 cm. Kain kasa diselipkan pada salah satu ujung pipa plastik 1 cm dan kemudian didorong hingga masuk ke potongan pipa 2 cm kira-kira setengah panjang pipa.

3.      Mengecek perbedaan Drosophila jantan dan betina di bawah mikroskop
Drosophila dihisap menggunakan pipet yang telah dibuat. Dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah diberi kapas mengandung eter. Didiamkan beberapa saat hingga tampak Drosophila telah pingsan. Drosophila diambil menggunakan kuas, dan diletakkan di atas kaca benda. Ciri-ciri Drosophila diamati di bawah mikroskop. Dibedakan jantan dan betina. Digambar pada hasil pengamatan. Dilakukan dengan cepat sebelum Drosophila terbang. Disedot kembali Drosophila ke dalam botol pemeliharaan.




4.      Mengamati siklus hidup Drosophila
Diamati Drosophila yang dibiakkan selama 14 hari setiap hari untuk melihat siklus hidup Drosophila. Dicatat hasil pengamatan beserta fase-fase hidup Drosophila, pada hari keberapa dan berapa lama siklus tersebut berlangsung.



HASIL
1). Tabel Pengamatan Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
No
Tempat
Tanggal
Perlakuan
1
Kost
22 Oktober 2012
Menyimpan pisang dalam botol selai.
2.

27 Oktober 2012
Menutup botol selai untuk menangkap Drosophila melanogaster.
3.
Laboratorium
29 Oktober 2012
Pembuatan media dasar; pisang 700 gr, tapai 141 gr, dan gula merah 100 gr.
4.


Memasukkan Drosophila ke media dasar. Drosophila yang dimasukkan sebanyak 12 ekor.
5.
Kost
30 Oktober 2012
Drosophila melanogaster belum berkembangbiak. Pergerakan kurang aktif dan terdapat 4 dari 12 ekor yang mati.
6.

31 Oktober 2012
Gerak Drosophila melanogaster kurang aktif dilihat dari 5 ekor yang hanya menempel di dinding toples. 1 ekor  Drosophila kembali mati.
7.

1 November 2012
Drosophila melanogaster yang tersisa tinggal 7 ekor. Belum tampak adanya proses perkembangbiakan. Drosophila tidak aktif bergerak.
8.

2 November 2012
Ditemukan 4 bangkai Drosophila
9

3 November 2012
Drosophila melanogaster mati semua.
10

4 November 2012
Pembersihan media pembiakan tahap I yang gagal. Persiapan tahap II untuk memelihara Drosophila.
11

5 November 2012
Menyimpan pisang ke dalam botol selai.
12

6 November 2012
Drosophila melanogaster mulai berdatangan sebanyak 6 ekor.
13

7 November 2012
Drosophila melanogaster semakin banyak (15 ekor)
14

8 November 2012
Ada 18 ekor Drosophila melanogaster.Selanjutnya botol selai ditutup.
15

9 November 2012
Drosophila melanogaster aktif bergerak. Pisang mulai membusuk.
16

11 November 2012
Terdapat telur Drosophila melanogaster.
17

12 November 2012
Membiarkan Drosophila melanogaster berkembangbiak dan memperbanyak dirinya.
18

15 November 2012
Persiapan pembuatan medium pembiakan.
19

16 November 2012
6 ekor Drosophila melanogaster dimasukkan ke dalam toples berisi medium.  ± 19 jam kemudian Drosophila melanogaster mulai bertelur. Terlihat di toples ada bintik-bintik putih.
20

17 November 2012
Telur berubah warna agak kekuningan dan ukurannya lebih besar. Lalu terjadi perubahan bentuk kulit di saat mengelupas, namun tidak bisa diamati karena keterbatasan pandang mata yang tidak mendukung. Namun terlihat bentuknya seperti cacing bersegmen.
21

18 November 2012
Ukuran larva bertambah besar, terlihat adanya warna kehitaman pada bagian mulut larva. Jumlah larva sangat banyak.
22

19 November 2012
Larva berubah bentuk, terlihat adanya penonjolan sedikit pada bagian abdomen. Bentuk dan ukuran tubuh larva berubah makin panjang, warnanya kuning dan ada bintik mata. Mulutnya terlihat bersungut-sungut bergerak lebih aktif.
23

20 November 2012
Jumlah larva semakin banyak yang mengalami fase ini.
24

21 November 2012
Larva berubah menjadi pupa.
25

22 November 2012
Larva masih mengalami fase pupa.
26

23 November 2012
Pupa memiliki ruas tubuh, kepala dan kaki makin jelas, tetapi tidak bergerak.
27

24 November 2012
Banyak pupa yang tidak bergerak menempel di kertas pupasi dan di dinding toples.
28

25 November 2012
Pupa berubah menjadi imago tapi ukurannya kecil, kurus, warnanya pucat dan sayap belum terbentuk.
29

26 November 2012
Bentuknya mulai mirip dengan induknya. Terlihat perbedaan pada warnanya yang agak abu-abu, namun ukuran masih kecil dan tidak seaktif lalat induknya.
30

27 November 2012
Sudah seperti lalat dewasa.
31

28 November 2012
Jumlah Drosophila ± 120  ekor, sangat aktif bergerak.
32

29 November 2012
Terlihat banyak bintik-bintik putih di kertas pupasi dan dinding toples (telur Drosophila melanogaster). Sepertinya siklus akan mengulang kembali.

2) Gambar Drosophila melanogaster jantan dan betina
imagesjantan.jpg                          imagesbetina.jpg
3) Tabel perbedaan seks pada Drosophila melanogaster
Ciri pembeda
Jantan
Betina
Ukuran tubuh
Lebih kecil
Lebih besar
Warna tubuh
Bagian belakang lebih gelap
Bagian belakang lebih terang
Panjang sayap
Lebih pendek
Lebih panjang
Ujung abdomen
Tumpul
Lancip
Jumlah segmen abdomen
5 segmen abdomen
7 segmen abdomen

PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, objek yang digunakan adalah lalat buah (Drosophila melanogaster) karena mudah diperoleh, mudah dipelihara, mudah diamati, dapat berkembang biak dengan cepat, serta menghasilkan keturunan dalam jumlah besar pada setiap masa reproduksi. Dalam hal ini dilakukan pembiakan terhadap Drosophila dengan tujuan untuk mengetahui siklus hidupnya. Drosophila ini dibiakkan dengan media pisang, tape singkong dan gula merah dengan perbandingan 7:2:1. Fungsi tape singkong dan gula merah dalam medium ini adalah sebagai sumber karbohidrat bagi Drosophila. Sedangkan yeast atau ragi berguna untuk mengembangkan adonan medium agar lebih padat dan homogen. Selain itu, enzim yang terdapat pada ragi akan bereaksi dengan karbohidrat sehingga banyak menghasilkan CO2. Pada botol penangkaran harus diberikan kertas pupasi karena kertas pupasi tersebut berfungsi sebagai tempat perlekatan pupa agar mudah diamati.
Dalam pengamatan siklus hidup Drosophila ini terdapat beberapa fase yaitu:
1.         Telur
Pada pengamatan Drosophila yang ditangkar menghasilkan telur. Berbentuk oval, memiliki struktur seperti kait yang berfungsi sebagai pengapung untuk mencegah agar tidak tenggelam ke dalam makanan yang berbentuk agak encer. Dapat dilihat dengan mata telanjang.  Tahap telur berlangsung selama lebih kurang 24 jam.
2.         Larva
Larva berwarna putih dan bersegmen.  Mulut berwarna hitam dan bertaring.  Larva hidup di dalam makanan dan aktivitas makannya sangat tinggi.  Pada tahap larva terjadi dua kali pergantian kulit, dan periode di antara masa pergantian kulit dinamakan stadium instar. Dengan demikian, dikenal tiga stadium instar, yaitu sebelum pergantian kulit yang pertama, antara kedua masa pergantian kulit, dan setelah pergantian yang kedua. Di akhir stadium instar ketiga, larva keluar dari media makanan menuju ke tempat yang lebih kering untuk berkembang menjadi pupa.  Secara keseluruhan tahap larva memakan waktu 4 hari.
3.         Pupa
Pupa memiliki kutikula yang keras dan berwarna gelap.  Tahap pupa berlangsung sekitar 4 hari.
4.         Imago
Lalat dewasa yang baru keluar dari pupa sayapnya belum mengembang , tubuhnya berwarna bening.  Keadaan ini akan berubah dalam beberapa jam. Untuk mencapai tahap imago diperlukan waktu selama 7 hari.
Setelah melewati fase-fase tersebut menunjukkan bahwa lalat buah tersebut telah melakukan metmorfosis secara sempurna.
Dalam pengamatan Drosophila ini dilakukan pengulangan percobaan untuk melihat siklus hidup dari Drosophila melanogaster yang pada percobaan I gagal karena Drosophilanya mati semua.
Perbedaan mendasar antara lalat betina dan jantan yaitu lalat betina mencapai umur matang kelamin dalam waktu 12 hingga 18 jam, dan dapat bertahan hidup selama lebih kurang 26 hari. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada lalat jantan.  Pada bagian belakang tubuh  lalat betina berwarna lebih terang daripada lalat jantan.  Sementara itu, pada bagian kaki lalat jantan terdapat struktur yang dinamakan sisir kelamin (sex comb). Lalat betina tidak memiliki struktur ini. Selain itu, pada ujung abdomen  pada jantan  terdapat bintik hitam yang tidak dimiliki oleh lalat betina.
images.jpg
Gambar perbedaan Drosophila melanogaster betina dan jantan













KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dalam upaya pembiakan dan pemeliharaan Drosophila melanogaster, dapat terlihat fase-fase yang dilewati Drosophila melanogaster dalam siklus hidupnya. Dimana terdiri atas 4 fase yaitu telur, larva, pupa, dan imago. Pada fase telur, terlihat adanya telur Drosophila yang berbentuk oval yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Fase telur berlangsung lebih kurang 24 jam. Selanjutnya memasuki fase larva yang berwarna putih dan bersegmen. Mulut berwarna hitam dan bertaring. Fase larva berlangsung sekitar 4 hari. Selanjutnya memasuki fase  pupa yang memiliki kutikula yang keras dan berwarna gelap. Fase ini berlangsung sekitar 4 hari. Selanjutnya barulah memasuki fase akhir yaitu fase imago yang telah membentuk lalat dewasa. Dalam pengamatan ini menggunakan media pisang, tape singkong, gula merah, dan yeast. Pisang digunakan untuk penangkarannya. Sementara pada proses pembiakan digunakan tape singkong dan gula merah sebagai sumber karbohidrat bagi Drosophila dan  yeast atau ragi berguna untuk mengembangkan adonan medium agar lebih padat dan homogen. Selain itu perlu adanya kertas pupasi sebagai tempat perlekatan  pupa agar mudah diamati. Untuk melihat perbedaan Drosophila melanogaster jantan dan betina dengan menggunakan bantuan mikroskop. Adapun yang dapat diamati yaitu ukuran tubuh dimana betina lebih besar dibandingkan jantan, ujung abdomen dimana pada betina runcing dan pada jantan tumpul, jumlah segmen abdomen dimana pada betina ada 7 segmen sedangkan pada jantan hanya 5 segmen dan tungkai depan pada betina tidak ada sex comb sementara pada jantan terdapat sex comb.










REFERENSI
Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA :Coldspring Harbor Laboratory Press.
Borror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada Press.
Kimball, J.W. 2001. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Shorrocks, B. 1972. Drosophila. London: Ginn & Company Limited.
Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Formaldehida Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi Universitas Padjdjaran.
Wheeler, MR. 1981. The Drosophilidae: a taxonomic overview. In: The genetics and biology of Drosophila (Ashburner M, Carson HL and Thompson JN Jr, eds). New York: Academic Press.


















0 komentar:

About this Blog

Seguidores

Blog Archive

    © Summervina. Friends Forever Template by Emporium Digital 2009

Back to TOP