[EVALUASI] RANGKUMAN PENGERTIAN, JENIS, DAN TEKNIK PENILAIAN

>> Kamis, 04 Oktober 2012



A. Pengertian Penilaian
Penilaian merupakan suatu proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal/ unjuk kerja), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan.

B. Jenis-jenis Penilaian
a. Jenis Penilaian berdasarkan waktu penilaian, meliputi:
1. Tes Formatif : penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian formatif berorientasi pada proses, yang akan memberikan informasi kepada guru apakah program atau proses belajar mengajar masih perlu diperbaiki.
2. Tes Sumatif : penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program misalnya penilaian yang dilaksanakan pada akhir caturwulan, akhir semester atau akhir tahun.Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian ini berorientasi pada produk/hasil.
Di antara penilaian formatif dan penilaian sumatif, terdapat Tes Sub Sumatif. Penilaian ini biasa dilaksanakan di akhir bab pelajaran (ujian blok).
b. Jenis Penilaian berdasarkan kegunaan:
1. Tes Selektif : penilaian yang dilaksanakan dalam rangka menyeleksi atau menyaring. Memilih siswa untuk mewakili sekolah dalam lomba-lomba tertentu termasuk jenis penilaian selektif. Untuk kepentingan yang lebih luas penilaian selektif misalnya seleksi penerimaan mahasiswa baru atau seleksi yang dilakukan dalam rekrutmen tenaga kerja.
2. Tes Diagnostik : penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa serta faktor-faktor penyebabnya. Pelaksanaan penilaian semacam ini biasanya bertujuan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-dasus dan lain-lain.
3. Tes Penempatan : penilaian yang bertujuan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. Dengan kata lain penilaian ini berorientasi pada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan yang telah dimiliki siswa.

C. Teknik/ Cara Penilaian
Teknik penilaian yang dapat digunakan pada satuan pendidikan antara lain: Teknik Penilaian Unjuk Kerja (Performance), Teknik Penilaian Penugasan  (Project Work), Teknik Penilaian Hasil Kerja (Produk), Teknik Penilaian Tertulis, Teknik Penilaian Portofolio, Teknik Penilaian Sikap, dan Teknik Penilaian Diri.


Teknik/ Cara Penilaian
Ada tujuh teknik penilaian yang digunakan pada tingkat satuan pendidikan, yakni:
1. Teknik Penilaian Unjuk Kerja (Performance)
Teknik Penilaian Unjuk Kerja adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan tertentu. Tes ini dapat dilakukan untuk menilai proses, produk, serta proses dan produk. Tes ini dilakukan untuk memperoleh data tentang unjuk kerja yang dipertunjukkan oleh peserta didik. Contohnya seorang peserta didik disuruh membedah katak saat praktikum di Laboratorium. Jadi, yang dinilai adalah proses maupun hasil dari pembedahan yang dilakukan peserta didik .
2. Teknik Penilaian Penugasan  (Project Work)
Teknik Penilaian Penugasan adalah teknik yang menuntut peserta didik menyelesaikan tugas di luar kegiatan pembelajaran. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok dan dapat berupa tugas rumah atau projek. Tugas rumah adalah tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan kelas sedangkan tugas projek adalah tugas yang melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Contohnya penilai memberikan tugas dengan tetap memperhatiakn kompetensi yang ingin dicapai kepada peserta didik. Karena penilai baru saja membahas mengenai pencemaran lingkungan, maka penilai memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari contoh di lingkungan sehari-hari peserta didik yang merupakan akibat dari pencemaran lingkungan. Selanjutnya dari tugas tersebut penilai melakukan penilaian.
3. Teknik Penilaian Hasil Kerja (Produk)
Teknik Penilaian Hasil Kerja adalah teknik penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Misalnya setelah menjelaskan tentang materi “Bioteknologi” maka penilai menugaskan siswa secara berkelompok membuat tempe. Setelah proses pembuatan tempe selesai, maka nantinya tempe buatan peserta didik akan dinilai oleh penilai baik dari segi proses pembuatan maupun kualitas tempe yang dihasilkan.
4.Teknik Penilaian Tertulis
Teknik Penilaian Tertulis adalah jenis tes dimana guru secara tertulis mengajukan pertanyaan/ soal dan kemudian peserta didik akan menjawab soal yang diberikan tersebut secara tertulis juga. Pelaksanaannya tes tertulis dapat dilakukan dalam bentuk penilaian uraian dan penilaian objektif. Contoh pada saat ulangan harian maupun semester biasanya penilai cenderung menggunakan teknik penilaian tertulis dengan membuat soal-soal yang berkaitan dengan kompetensi yang ingin dicapai.
5. Teknik Penilaian Portofolio
Teknik Penilaian Portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai hasil karya peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreativitas peserta didik. Contohnya penilai meminta peserta didik untuk mengumpulkan karyanya misalnya laporan praktikum. Nantinya setelah tekumpul kemudian disimpan dalam 1 map atau folder. Penilai nantinya melakukan penilaian terhadap karya-karya peserta didik tersebut.
6. Teknik Penilaian Sikap
Teknik Penilaian Sikap adalah penilaian yang dilakukan penilai untuk mengetahui sikap peserta didik yang dapat dilihat dari respon peserta didik. Contoh penilai yang merasa bahwa satu diantara peserta didiknya selalu mengalami kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Sehingga penilai kemudian melakukan penilaian sikap terhadap peserta didik tersebut dengan mengamati perilaku peserta didik, dengan menanyakan secara langsung ataupun dengan adanya laporan pribadi dari peserta didik tersebut.
7. Teknik Penilaian Diri
Teknik Penilaian Diri adalah teknik  penilaian dengan cara meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya yang berkaitan dengan proses dan tingkat ketercapaian kompetensi yang sedang dipelajarinya dari suatu mata pelajaran tertentu.  Misalnya penilai meminta laporan evaluasi diri dari peserta didik yang mencakup keterampilan yang telah dikuasai maupun yang belum dikuasai dalam menggunakan mikroskop secara benar sesuai prosedur. Dari laporan yang dibuat peserta didik maka penilai melakukan penilaian.

Read more...

[ KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR] “KETERAMPILAN BERTANYA SERTA MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN”


A.    DELAPAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
 Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni:
a). Pertama:
Keterampilan bertanya yang mensyaratkan guru harus menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang cerdas, baik keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan bertanya lanjut.
b). Kedua:
Keterampilan memberi penguatan. Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian.
c). Ketiga:
Keterampilan mengadakan variasi, baik variasi dalam gaya mengajar, penggunaan media dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan.
d). Keempat:
Keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi segala informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Setidaknya, penjelasan harus relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa, serta diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
e). Kelima:
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam konteks ini, guru perlu mendesain situasi yang beragam sehingga kondisi kelas menjadi dinamis.
f). Keenam:
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Hal terpenting dalam proses ini adalah mencermati aktivitas siswa dalam diskusi.
g). Ketujuh:
Keterampilan mengelola kelas, mencakupi keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, serta pengendalian kondisi belajar yang optimal.
h). Kedelapan:
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang mensyaratkan guru agar mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasikan, membimbing dan memudahkan belajar, serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.

B.     KETERAMPILAN BERTANYA
Dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru tidaklah lepas dari guru memberikan pertanyaan dan murid memberikan jawaban yang diajukan.
Pada kenyataannya di lapangan banyak para guru yang tidak menguasai teknik-teknik dalam memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga banyak pertanyaan tersebut hanya bersifat knowledge saja artinya kebanyakan hanya mengandalkan ingatan.
Pengertian dan Rasional keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir. Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang menuntut respon siswa.
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan permintaan ( compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun(prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation question).Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa.Dan harus menghindari kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda. Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. Keterampilan bertanya di bedakan atas keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah :
Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, Pemberian Acuan, Pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan Pemberian Tuntunan. Sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar  partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut.

Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

a). Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan tersebut adalah:
1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
2. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
3. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
4. Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6. Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
7. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
8. Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.

b). Komponen-komponennya yaitu:
1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas
2) Pemberian Acuan
3) Pemusatan
4) Pemindahan Giliran
5) Penyebaran
6) Pemberian Waktu Berpikir
7) Pemberian Tuntunan

C). KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai suatu pelajaran dengan tujuan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi siswa sehingga siswa siap mental dan perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru ketika akan menutup suatu  kegiatan inti pelajaran dengan harapan siswa akan tetap mengingat kembali materi yang telah dipelajari.

Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan situasi siap mental dan menimbulkan siswa agar terpusat perhatiannya pada apa yang dipelajari. 

1). Komponen keterampilan membuka pelajaran adalah:

a. Menarik perhatian siswa
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian siswa,
antara lain:
  • Gaya mengajar guru. Perhatian siswa dapat ditimbulakan dengan menvariasikan gaya mengajar guru misalnya memilih posisi di kelas dan memilih kegiatan yang berbeda dari biasanya dia kerjakan dalam membuka pelajaran.
  • Penggunaan alat-alat bantu mengajar. Guru dapat menggunakan alat-alat seperti gambar, model, skema dan sebagainya untuk menarik perhatian siswa dan menimbulkan motivasi belajar siswa.
  • Pola interaksi yang bervariasi. Variasi yang dapat digunakan diantaranya guru memberi perintah pada siswa, guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya pada guru atau siswa lainnya yang menjawab pertanyaan tersebut.
b. Menimbulkan motivasi
Salah satu tujuan dari prosedur membuka pelajaran adalah memilih secara hati-hati hal apa saja yang menjadi perhatian siswa, sehingga dapat digunakan untuk memotivasi mereka. Sedikitnya ada empat cara yang dapat dilakukan yaitu:
  • Dengan kehangatan dan keantusiasan. Guru hendaknya bersikap ramah, antusias, bersahabat, dan hangat.
  • Dengan menimbulkan rasa ingin tahu. Hal ini dapat dilakukan dengan bercerita pada siswa dimana cerita tersebut menimbulkan pertanyaan atau dengan mendemonstrasikan suatu peristiwa. Cara-cara ini sangat baik untuk menimbulkan motivasi pada siswa.
  • Mengemukakan ide yang bertentangan. Guru dapat melontarkan ide-ide yang bertentangan dengan mengajukan masalah atau kondisi sehari-hari.
  • Dengan memperhatikan minat siswa. Minat siswa merupakan gudang kaya bagi aktivitas yang dapat dirancang oleh guru, hal ini dapat dilakukan dengan menyesuaikan topik dengan minat siswa.
c. Memberi acuan
Memberi acuan diartikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berikut :
  • Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
  • Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
  • Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
  • Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.pertanyaan yang diajukan hendaknya mengarahkan siswa dalam mengantisipasi sisi pelajaran yang dipelajari.
d. Membuat kaitan
Jika guru akan memulai materi pelajaran baru perlu kiranya ia menghubungkannya dengan hal-hal yang telah dikenal siswa atau dengan pengalaman siswa terdahulu untuk mempermudah pemahaman. 

Usaha guru untuk membuat kaitan ini adalah :
  • Membuat kaitan yang relevan dari bidang studi yang telah dikenal siswa.
  • Menyajikan bahan secara terperinci.
Guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dikenal. Guru menjelaskan konsepnya atau pengertiannya terlebih dahulu sebelum menjelaskan lebih lanjut.
 
2). Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran
a. Meninjau kembali
• Merangkum inti pelajaran.
• Mernbuat ringkasan.

b. Mengevaluasi
• Mendernonstrasikan keterampilan menutup pelajaran.
• Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain.
• Mengekspresikan pendapat siswa sendiri.
• Soal-soal tertulis.

3). Tujuan memiliki keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah sebagai berikut:
a) Perhatian dan motivasi siswa tumbuh dan berkembang.
b) Siswa mengetahui batas tugas yang dikerjakan.
c) Siswa mempuyai gambaran yang jelas tentang apa yang dipelajari.
d) Siswa tahu hubungan antara yang telah diketahui dengan yang dipelajari.
e) Siswa dapat merangkum fakta, keterampilan, dan konsep.
f) Siswa tahu keberhasilan belajarnya dan guru tahu hasil mengajarnya

4). Mengajar tanpa membuka dan menutup pelajaran mengakibatkan hal-hal berikut :
1. Mental siswa tidak siap menerima pelajaran.
2. Perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
3. Pelajaran sukar dipahami, tidak bermakna dan membosankan.
4. Siswa tidak mengetahui apa yang telah dipelajari secara menyeluruh.
5. Guru tidak mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa atau keberhasilan mengajamya.

 
DAFTAR PUSTAKA
Kurnia, Ahmad. 2012. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran. http://guruidaman.blogspot.com. (Diakses pada 24 September 2012).
LAN. 2007. Pedoman Microteaching. Jakarta: UNJ.
Usman, Moh. Uzer. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Baru.

Read more...

About this Blog

Seguidores

    © Summervina. Friends Forever Template by Emporium Digital 2009

Back to TOP