[KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR] RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PORIFERA KELAS X

>> Sabtu, 09 Maret 2013


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran    : Biologi
Kelas/ Semester   : X/ 2
Alokasi waktu     : 1 x 15 menit

Standar Kompetensi: 3.  Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar  : 3.4 Mendiskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan
Indikator                  :  Mengidentifikasi karakteristik berbagai filum anggota kingdom            animalia.

A. Tujuan pembelajaran :
1. Siswa dapat mengidentifikasi karakteristik filum Porifera dari kingdom animalia melalui penjelasan yang diberikan guru.
2. Siswa dapat mengidentifikasi peranan filum Porifera dari kingdom animalia melalui penjelasan yang diberikan guru.


B. Materi pokok
-Porifera
Ciri Porifera
Sekujur tubuh porifera terdapat pori (porus; lubang kecil dan ferre; mempunyai/mengandung), hal tersebut menjadi sebab utama penamaannya. Ukuran porifera sangat beragam.Beberapa jenis porifera ada yang berukuran sebesar butiran beras, sedangkan jenis yang lainnya bisa memiliki tinggi dan diameter hingga 2 meter.
Tubuh porifera pada umumnya asimetris atau tidak beraturan meskipun ada yang simetris radial.
Bentuknya ada yang seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau bercabang seperti tumbuhan.
Tubuhnya memiliki lubang-lubang kecil atau pori(ostium).Warna tubuh bervariasi, ada yang berwarna pucat, dan ada yang berwarna cerah, seperti merah, jingga, kuning bahkan ungu.
Klasifikasi porifera
Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae).
Hexactinellida (Hyalospongiae)
Hexactinellida (dalam bahasa yunani, hexa = enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo = kaca/transparan, spongia = spons) memiliki spikula yang tersusun dari silika.Ujung spikula berjumlah enam seperti bintang.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau mangkuk.Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan saluran tipe sikonoid.Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 – 1.000 m.Contoh Hexactinellida adalah Euplectella.
Demospongiae
Demospongiae ( dalam bahasa yunani, demo = tebal, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari serabut spongin.Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit.Fungsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari.Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang.Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter.Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe Leukonoid.Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air tawar.Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air tawar.Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenis porifera. Contoh Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan Niphates digitalis.


Calcare (Calcisspongiae)
Calcarea (dalam latin, calcare = kapur) atau Calcispongiae (dalam latin, calci = kapur, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari kalsium karbonat.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.Tinggi tubuh kurang dari 10 cm.Struktur tubuh ada yang memiliki saluran air askonoid, sikonoid, atau leukonoid. Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya sycon, Clathrina, dan Leucettusa lancifer.
Berikut bentuk tipe saluran air dari porifera : askonoid, sikonoid, dan leukonoid

Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia
          Beberapa jenis porifera seperti spongia dan hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi dan alat gosok.Namun, spons mandi yang banyak digunakan umumnya adalah spons buatan, bukan berasal dari kerangka porifera.
         Sebagai pengisi jok kendaraan bermotor
         Euspongia oficinalis merupakan spons yang biasa digunakan untuk mencuci
         Petrosia contegnatta mengasilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai obat antikanker sedangkan obat anti asma dari Cymbacela





C. Strategi Pembelajaran
Model Pembelajaran  : Tebak Kata
Pendekatan                  : Cooperative Learning
Metode Pembelajaran : Metode ceramah dan tanya jawab

D. Langkah dan Pembelajaran
a. Kegiatan awal : (7 menit)
-Pendahuluan: Guru mengucapkan salam sebelum memulai proses pembelajaran dan kemudian menanyakan adakah siswa yang tidak masuk pada hari tersebut.
-Motivasi: Guru menunjukkan kepada siswa gambar tokoh kartun Spongebob. Selanjutnya guru menanyakan pada siswa adakah yang tahu spongebob merupakan kartun yang terinspirasi dari hewan apa.
-Apersepsi: Guru mengarahkan jawaban siswa bahwa spongebob terinspirasi dari hewan porifera.

b. Kegiatan inti (10 menit)
1. Eksplorasi :
-Guru menunjukkan gambar Porifera dan kemudian meminta siswa menyebutkan ciri-ciri filum porifera berdasarkan gambar tersebut.
-Guru meminta siswa memberikan alasan atas jawaban yang diberikan.
-Guru memberi penguatan dengan menyebutkan kembali ciri dari filum porifera yang benar.

2. Elaborasi:
-Guru menerangkan materi mengenai filum porifera dengan menggunakan powerpoint.
-Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dan memberikan wacana pada tiap kelompok untuk didiskusikan
-Setelah selesai berdiskusi guru menunjuk beberapa siswa perwakilan kelompok untuk maju ke depan kelas.
-Guru memperlihatkan mahkota dari karton kepada siswa dan menjelaskan secara singkat tata cara permainan tebak kata yang akan diadakan. Kemudian seorang siswa yang maju  ke depan kelas diberi kartu berukuran 10 x 10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu berukuran 5 x 2 cm yang kemudian di tempelkan di dahinya.
-Sementara siswa yang  membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya maka pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10 x 10 cm tersebut.  Jawaban yang tepat apabila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi siswa yang menebak jawaban.
-Setiap kali siswa berhasil menebak kata yang dimaksud, guru mengajak siswa lainnya untuk memberi tepuk tangan kepada siswa tersebut.

3. Konfirmasi:
-Guru memberi penguatan kepada siswa setelah mengadakan permainan Tebak Kata yang bertujuan untuk  memantapkan pemahaman siswa.

c. Kegiatan akhir: ( 3 menit)
-Guru menanyakan kepada siswa, apakah siswa sudah bisa memahami materi pelajaran melalui permainan tebak kata tersebut.
-Siswa dengan bimbingan guru, bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran.
 -Guru menutup pelajaran.

E. Media dan Sumber belajar :
Media:
-Kartu ukuran 10 x 10 cm yang berisi soal
- Kartu ukuran 5 x 2 cm yang berisi jawaban
-Mahkota dari kertas karton
-Powerpoint
-Spidol dan papan tulis

Sumber:
-Buku Panduan Pembelajaran Biologi: Untuk SMA/MA kelas X. Penulis: Suwarno. Jakarta: Pusat Perbukuan , Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
-Perpustakaan
-Internet
-dll

F. Penilaian
-Tes secara lisan
Kebenaran menjawab atau ketepatan menjawab soal yang ditanyakan, keseriusan dan konsentrasi dalam menyimak pertanyaan.

Pontianak, Desember 2012
Guru Kelas

Anastasia Ervina
 

Mengetahui,
Kepala Sekolah
























LAMPIRAN
Soal Tebak Kata
1.      Hewan berikut memiliki ciri tubuh terdapat pori dan tubuh tidak dapat bergerak secara aktif. Dinamakan apakah hewan tersebut?
Jawab: Porifera
2.      Tipe saluran air apa yang merupakan tipe saluran air terumit pada porifera?
Jawab: Leucon
3.      Berdasarkan jenis zat penyusun rangka tubuh, maka porifera yang rangka tubuhnya tersusun atas kalsium karbonat termasuk ke dalam kelompok apa?
Jawab: Calcarea
4.      Apa jenis porifera yang menghasilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai obat anti kanker?
Jawab: Petrosia contegnatta

Read more...

[EVALUASI] PENILAIAN KINERJA BENTUK SKOR DAN DAFTAR CEK


1.             Penilaian Kinerja Dalam Bentuk Skor
Bedahlah katak untuk mengidentifikasi organ-organ katak! Kemudian buatlah gambar anatomi katak beserta keterangannya dengan jelas!
No
Kinerja yang di harapkan
Skor
0
1
2
3
1
Menyiapkan dan mengambil peralatan bedah dengan lengkap




2
Mengambil katak dan membedah katak sesuai prosedur




3
Mengidentifikasi organ-organ katak secara tepat




4
Menggambar anatomi katak secara lengkap dan jelas




5
Memberi keterangan pada bagian-bagian gambar katak dengan tepat






Keterangan:
0= Siswa tidak melakukan dengan tepat dan juga memerlukan waktu yang lama
1= Siswa tidak melakukan dengan tepat namun waktu yang diperlukan singkat
2= Siswa melakukan dengan tepat namun dalam waktu yang lama
3= Siswa melakukan dengan tepat dan dalam waktu singkat






2.             Penilaian Kinerja Dalam Bentuk Daftar Cek
Amati ikan dan kemudian bedahlah! Gambar morfologi dan anatomi ikan secara lengkap dan jelas!

No
Kinerja yang diharapkan
Penilaian
Ya
Tidak
1
Mengambil bahan dan peralatan praktikum sesuai kebutuhan


2
Menggambar morfologi ikan secara tepat dan jelas


3
Memberi keterangan pada bagian gambar morfologi ikan dengan jelas dan tepat


4
Menggunakan peralatan bedah
secara tepat


5
Membedah ikan sesuai prosedur yang benar


6
Menggambar anatomi ikan secara tepat dan jelas


7
Memberi keterangan pada bagian gambar anatomi ikan dengan jelas dan tepat




Read more...

[EVALUASI] PENILAIAN DIRI


A.    PENILAIAN DIRI

Penilaian diri merupakan suatu metode penilaian yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengambil tanggung jawab terhadap belajar mereka sendiri. Mereka diberi kesempatan untuk menilai pekerjaan dan kemampuan mereka sesuai dengan pengalaman yang mereka rasakan.
Reys, Suydam, linguist, & Smith (1998) mengatakan bahwa siswa merupakan penilai yang baik (the best assessor) terhadap perasaan dan pekerjaan mereka sendiri. Oleh karena itu, guru dapat memulai proses penilaian diri dengan kesempatan siswa untuk melakukan validasi pemikiran mereka sendiri atau jawaban-jawaban hasil pekerjaan mereka.
Siswa perlu memeriksa pekerjaan mereka dan memikirkan tentang apa yang terbaik untuk dilakukan dan area mana mereka perlu dibantu. Untuk menuntun siswa dalam memahami proses penilaian diri, guru perlu melengkapi mereka dengan lembaran self-assessment.
Penilaian diri dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri siswa karena penilai yang tahu persis tentang diri siswa adalah siswa sendiri dan siswa menjadi penilai yang terbaik atas hasil pekerjaannya sendiri.
Selama ini penilaian keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran pada umumnya dilakukan oleh guru, sedangkan siswa menjadi obyek penilaian. Sehingga informasi yang diperoleh belum menunjukkan gambaran yang sesungguhnya tentang siswa. Sebagai contoh, seorang guru memberi nilai rendah pada siswanya yang suka mengganggu temannya pada saat guru mengajar. Disini guru memberikan keputusan bukan berdasarkan kemampuan siswa itu sendiri, tetapi hanya berdasarkan perilaku siswa yang dilihat guru secara kasat mata saja, padahal guru belum mengetahui secara jelas apa atau mengapa siswa tersebut menggangu temannya.


B.     CIRI PENILAIAN DIRI
-          Termotivasi sendiri: Adanya komitmen kepala sekolah: Bila PDK dipersepsi sebagai bagian dari perencanaan sekolah, maka pimpinan sekolah, staf dan guru-guru serta siswa akan sungguh-sungguh melaksanakan PDK. Sebaliknya, bila pimpinan sekolah tidak meyakini manfaat PDK, mustahil kegiatan PDK akan berjalan dengan baik.
-          Tersosialisasi dengan baik: Pentingnya penyelenggaraan PDK harus diyakini oleh semua pengelola sekolah karena PDK menyangkut kinerja sekolah. Bila tersosialisasikan dengan baik, semua pihak akan mendukung pelaksanaan PDK, sehingga data yang terkumpul diharapkan dapat diolah secara cermat dan hasilnya mampu melakukan perbaikan kegiatan PBM.
-          Berlangsung sinambung: PDK disadari sebagai bagian dari manajemen sekolah yang berlangsung secara berkesinambungan dalam kerangka pengelolaan kegiatan PBM yang bermutu dan peningkatan mutu sekolah.
-          Transparansi: Pengungkapan hasil PDK dimungkinkan terjadi mekanisme cross-check bagi data yang dikumpulkan. Trasnparasi dapat dicapai bilamana semua pihak merasa perlu mengenali diri sendiri sebelum merencanakan kegiatan di masa datang.

   C.    KENAPA PENILAIAN DIRI?
Hampir semua siswa menerima penilaian dari guru. Jika hal ini merupakan penilaian yang dilakukan secara serius, maka guru memiliki keterbatasan diri dalam pemberian penilaian. Keterbatasan guru yang disebutkan ini dimulai dengan melakukan sendiri, menilai sendiri, dan merefleksi sendiri. Guru siap melakukan cara-cara baru yang lebih sistimatik terhadap penilaian diri. Guru melakukan perbedaan diantara siswa yang akan membuat relatif penampilan kemampuan dalam hidup guru. Tetapi guru dapat menawarkan diri secara konsistensi dan kontinuitas terhadap penilaian diri. Guru memiliki waktu untuk menginvestasi di kelas sehingga alat penilaian diri dapat menambah lebih besar pengembalian investasi ini. Tujuan penilaian diri tidak dapat membebaskan penilaian guru, tetapi melengkapi dan menambah usaha guru untuk melakukan penilaian diri. Apabila pembelajaran sedang berlangsung, maka praktek penilaian diri berfungsi sebagai pemberi suatu kerangka pemahaman diri bagi guru dan siswa.

   D.    PENILAIAN BERBASIS KELAS
Kemampuan guru melaksanakan penilaian diri terhadap hasil mengajarnya dan kemampuan siswa menerima penilaian diri terhadap hasil belajarnya sangat bergantung pada pemahaman dan keterampilan menggunakan penilaian berbasis kelas (PBK). PBK didasarkan dua pertanyaan fundamental, yaitu: (1) bagaimana siswa memperoleh hasil belajar lebih tinggi? dan (2) bagaimana guru mengajar lebih efektif?
PBK adalah salah satu bentuk KBM yang berfokus pada penilaian program KBM di kelas dengan melibatkan guru dan siswa. Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam PBK: (1) pedekatan pertama adalah bagaimana pengajaran dan pembelajaran di kelas; dan (2) pendekatan kedua adalah bagaimana teknik penilaiannya. Pendekatan pengajaran dan pembelajaran adalah suatu cara yang dikembangkan oleh guru tentang apa dan bagaimana guru mengajar dan siswa belajar. Guru merencanakan kegiatan mengajar dan belajar secara maksimal agar transformasi kemampuan dan keterampilan serta nilai-nilai dapat diterima oleh siswa secara maksimal pula. Pendekatan penilaian adalah sejumlah teknik penilaian yang dapat digunakan oleh guru untuk mendapatkan informasi hasil belajar tentang sejauh mana kemampuan, keterampilan dan nilai pada diri individu dan atau kelompok siswa telah tercapai. Misalnya, informasi hasil belajar siswa menggunakan PBK dengan teknik portefolio, kinerja, projek, produk, dan “paper and pencil”. Informasi hasil belajar tersebut dapat digunakan sebagai umpan balik bagi guru dan siswa dalam memperbaiki KBM di kelas.
TPK perlu direncanakan dan disiapkan waktu oleh guru dan siswa sekitar lima sampai sepuluh menit untuk melakukan TPK. Lebih kurang satu jam waktu di luar kelas untuk melakukan penilaian dan keputusan dengan cepat apakah TPK yang digunakan lebih tepat. Proses ini mulai dengan melibatkan tiga langkah kecil:
Langkah 1: Perencanaan
Seleksi satu kelas dari beberapa kelas dimana guru melakukan penilaian kelas. Guru menentukan pertemuan kelas dan seleksi TPK yang tepat.
Langlah 2. Penerapan
Guru membuat yakin pada siswa apakah guru sedang melakukan TPK dan siswa secara jelas memahami proses TPK. Guru mengoleksi jawaban dan menganalisis dengan cepat apa response siswa.
Langkah 3: Tanggapan
Guru menyediakan waktu menilai, dan memotivasi siswa untuk dilibatkan secara aktif dalam pemberian umpan balik hasil. Guru mengetahui hasil belajar siswa karena TPK, sehingga perbedaan informasi hasil belajar diantara siswa dapat dimanfaatkan secara maksimal.
1.      Apa karakteristik penilaian kelas?
-          Pusat belajar. Penilaian kelas berfokus perhatian guru dan siswa pada pengamatan dan perbaikan belajar, dari pada pengamatan dan perbaikan mengajar. Penilaian kelas memberi informasi dan petunjuk bagi guru dan siswa dalam membuat pertimbangan untuk memperbaiki hasil belajar.
-          Partisipasi aktif siswa. Karena difokuskan pada belajar, maka penilaian kelas memerlukan partisipasi aktif siswa. Kerjasama dalam penilaian, siswa memperkuat penilaian materi mata pelajaran dan skill dirinya. Guru memotivasi siswa agar meningkat dengan tiga pertanyaan bagi guru: (1) apakah kemampuan dasar dan pengetahuan saya sudah tepat untuk mengajar?; (2) bagaimana saya dapat menemukan bahwa siswa sedang belajar?; (3) bagaimana saya dapat membantu siswa belajar lebih baik? Karena guru bekerja lebih dekat dengan siswa untuk menjawab pertanyaan ini, maka guru dapat memperbaiki skill mengajarnya.
-          Formatif. Tujuan penilaian kelas adalah untuk memperbaiki mutu belajar siswa. Penilaian bukan hanya untuk memberi nilai atau skor (grading) siswa, tetapi juga untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan mutu belajar siswa.
-          Kontekstual spesifik. Pelaksanaan penilaian kelas adalah jawaban terhadap kebutuhan khusus bagi guru dan siswa. Kebutuhan khusus berada dalam kontekstual guru dan siswa yang harus bekerja dengan baik dalam kelas.
-          Umpan balik. Penilaian kelas adalah suatu alur proses umpan balik (feedback loop) di kelas. Dengan sejumlah TPK, guru dan siswa dengan cepat dan mudah menggunakan umpan balik dan melakukan saran perbaikan belajar berdasarkan hasil-hasil penilaian. Untuk mengecek pemanfaatan saran tersebut, pimpinan sekolah menggunakan hasil penilaian kelas, dan melanjutkan pengecekan alur umpan balik. Karena pendekatan umpan balik ini dalam kegiatan di kelas setiap hari, maka komunikasi alur hubungan antara pimpinan sekolah, guru dan siswa dalam KBM akan menjadi lebih efisien dan lebih efektif.
-          Berakar dalam praktek mengajar yang baik. Penilaian kelas adalah suatu usaha untuk membangun praktek mengajar yang lebih baik dengan melakukan umpan balik pada pembelajaran siswa lebih sistimatik, lebih fleksibel, dan lebih efektif. Guru siap menanyakan dan mereaksi pertanyaan siswa, memonitor bahasa badan dan ekspresi wajah siswa, mengerjakan pekerjaan rumah dan tes siswa, dan seterusnya. Penilaian kelas memberi suatu cara untuk melakukan penilaian secara menyeluruh dan sistimatik dalam proses KBM di kelas.

2.      BAGAIMANA TEKNIK PENILAIAN KELAS?
Penerapan TPK dilakukan sesuai dengan jenis dan bentuk penilaian yang digunakan di kelas. Ha-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
-          Guru memahami lebih awal pembelajaran siswa dan guru mampu menerapkan pengajaran yang tepat sehingga TPK dapat dilaksanakan;
-          Guru menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran siswa dan mampu menerapkannya sehingga TPK dapat dilaksanakan;
-          Guru menentukan kompetensi siswa sehingga TPK digunakan berdasarkan kompetensi siswa tersebut;
-          Guru memilih TPK yang tepat untuk memberikan umpan balik perbaikan pengajaran bagi guru dan pembelajaran bagi siswa;
-          Guru memilih gaya pengajaran secara konsisten sehingga dapat diterapkan dengan mudah dan jelas TPK;
-          Guru dan siswa mampu menggunakan informasi hasil belajar siswa secara maksimal melalui TPK;
-          Guru dan siswa menelaah hasil TPK dan menentukan apakah terdapat perubahan;
-          Siswa perlu mengetahui TPK yang digunakan di kelas.

3.      KENAPA DIGUNAKAN TEKNIK PENILAIAN KELAS?
Untuk penggunaan di kelas/sekolah:
-          Memberi umpan balik pada program jangka pendek yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan proses belajar dan oleh guru dalam kegiatan proses mengajar sehingga masih memungkinkan untuk membuat koreksi hasil penilaian;
-          Memberi kegunaan hasil tentang pembelajaran siswa dengan keterlibatan siswa secara maksimal dibandingkan dengan tujuan penilaian lain;
-          Membantu untuk mengarahkan laporan lebih bagus dan menaikkan efficacy pembelajaran dan pengajaran;
-          Mendorong pengajaran sebagai proses penilaian formatif yang melibatkan banyak waktu untuk melakukan umpan balik perbaikan hasil siswa.

Untuk penggunaan siswa:
-          Membantu siswa untuk memonitor pembelajaran dirinya yang lebih baik;
-          Menitik beratkan pada kebutuhan perubahan kemampuan, keterampilan dan nilai;
-          Memberi bukti kongkrit pada guru dan siswa dalam menangani pengajaran dan pembelajaran.

Untuk penggunaan orang tua siswa
-          Membantu orang tua siswa untuk mengetahui kelemahan dan ranking anaknya;
-          Mendorong orang tua siswa untuk melakukan bimbingan kepada anaknya;
-          Melibatkan orang tua siswa untuk melakukan diskusi dengan guru/sekolah dalam hal perbaikan kelemahan siswa.

  
E.     STRATEGI PENILAIAN DIRI
Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
Sehubungan dengan penilaian diri siswa dalam kelas agar dapat memberi manfaat bagi guru maupun siswa, dapat diidentifikasi 4 strategi yang dapat digunakan yaitu:
1. Modeling using exemplars
Strategi ini merupakan suatu teknik yang sangat bermanfaat untuk membangun ketrampilan penilaian diri siswa. Teknik tersebut meliputi penggunaan suatu contoh bagian pekerjaan untuk membantu siswa menilai diri mereka sendiri, dan dapat dilakukan dengan beberapa tahap yang berbeda sepanjang proses pembelajaran, yakni:
a. Menunjukan pada siswa contoh bagian pekerjaan dan membandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Menggunakan model sebagai petunjuk untuk mengembangkan, memperbaiki, dan memodifikasi pekerjaan siswa.
c. Menggunakan model sebagai pembanding pekerjaan siswa.
2. Questioning skills
Strategi ini merupakan bagian dari proses untuk mendorong siswa terpikir pada semua tingkatan berpikir, mulai dari pengetahuan dasar sampai evaluasi dan penilaian secara analisis
3. Grafhic organizers
Strategi ini merupakan salah satu teknik untuk membantu siswa menjadi mahir dan cakap dalam merefleksikan pekerjaan mereka.
4. Reflection as a process for closing the learning gap
Strategi ini merupakan suatu proses untuk mengatasi kesenjangan belajar. Sedangkan keterampilan untuk mengatasi kesenjangan belajar memerlukan pemahaman yang jelas tentang tujuan pembelajaran dan kriteria sukses.
Menurut Paul Black dan Dylan Wiliam (1998), ada hal-hal yang harus dilakukan guru untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam melakukan penilaian diri. mereka menganjurkan kepada guru untuk melakukan hal berikut:
a. Membagikan kriteria pada siswa
b. Tujuan belajar yang jelas (hasil belajar/intensi)

   F.     MANFAAT PENILAIAN DIRI
Penilaian diri dapat memberikan beberapa manfaat baik bagi siswa maupun bagi guru itu sendiri.
Keuntungan bagi siswa yaitu:
1.                  Siswa menjadi bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri
2.                  Siswa dapat menetapkan langkah – langkah berikutnya dalam belajar.
3.                  Siswa merasa aman tentang sesuatu yang tidak benar.
4.                  Meningkatkan harga diri siswa dan menjadi sesuatu yang positif
5.                  Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
6.                  Siswa menjadi lebih bebas dan termotivasi.

Keuntungan bagi guru yaitu:
1.                  Ada suatu pergesaran tanggung jawab dari guru ke siswa
2.                  Pelajaran lebih efisisen jika para siswa termotivasi dan mandiri
3.                  Umpan balik membantu guru mengidentifikasi kemajuan siswa
4.                  Guru dapat mengidentifikasi langkah – langkah berikutnya untuk suatu grup/ individu.
5.                  Terjadi persepsi antara sisawa dan guru, siswa menjelaskan strategimaka guru mengidentifikasi proses berfikir
6.                  Pelajaran lebih efisien memboplehkan tantangan lebih besar




DAFTAR PUSTAKA

Sudrajat, Akhmad. 2008. Penilaian Hasil Belajar. http://akhmadsudrajat.wordpress.com. (Diakses 12 Desember 2012).
Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian;Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat PendidikanMenengah Umum.

Read more...

About this Blog

Seguidores

    © Summervina. Friends Forever Template by Emporium Digital 2009

Back to TOP