Pengaruh Jejaring Sosial terhadap Bahasa Indonesia
>> Sabtu, 14 Juli 2012
Dewasa ini, jejaring sosial seperti Friendster,
Facebook, Twitter dan masih banyak lagi yang lainnya menjadi begitu penting dikalangan
remaja kita. Sebagian besar remaja memiliki akun di satu ataupun beberapa situs
jejaring sosial tersebut.
Akan tetapi disadari ataupun tidak, jejaring sosial tersebut memberikan dampak
yang begitu besar khususnya dikalangan remaja Indonesia. Berdasarkan beberapa
hasil penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa intensitas penggunaan jejaring sosial mempengaruhi
gaya bahasa remaja. Semakin tinggi intensitas penggunaan jejaring sosial
seorang remaja maka semakin luas juga gaya bahasa yang diketahuinya. Adapun
gaya bahasa yang dimaksudkan disini yaitu gaya bahasa gaul yang menjadi semacam
trend di kalangan remaja tersebut.
Dan bila ditinjau lebih jauh, tidak sedikit dari gaya bahasa tersebut yang bermakna
negatif dan tidak seharusnya digunakan oleh kalangan remaja.
Mengaitkan dengan hasil UN beberapa tahun belakangan
ini baik dikalangan SMP maupun SMA, nilai Bahasa Indonesia menjadi daftar nilai
terendah dari seluruh mata pelajaran yang diujikan. Menurut catatan panitia
pusat pada tahun 2011 rata-rata nilai bahasa Indonesia dalam UN
tingkat SMP dan sederajat sebesar 7,12 dengan nilai terendah 0,40 atau hanya
benar dua butir soal dan nilai tertinggi 10,00. Sedangkan, rata-rata bahasa
Inggris sebesar 7,52, Matematika sebesar 7,30, dan IPA sebesar 7,41. Hal ini menjadi sangat menggelikan mengingat
Bahasa Indonesia merupakan bahasa kita sehari-hari. Lantas adakah jejaring
sosial menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kemerosotan nilai UN Bahasa Indonesia
belakangan ini?
Jika melihat penggunaan bahasa remaja di jejaring
sosial selama ini, bukan mustahil menjadikan jejaring sosial sebagai salah satu
penyebab anjloknya nilai UN Bahasa Indonesia beberapa tahun terakhir.
Penggunaan gaya bahasa yang diserap dari berbagai bahasa asing yang seringkali
berkonotasi negatif belum lagi ditambah dengan cara penulisan yang dilakukan
remaja di jejaring sosial tersebut yang hampir sebagian besar menggunakan cara
penulisan ‘alay’ yakni penulisan yang menempatkan huruf kecil dan besar sesuka hati ataupun mengganti huruf-huruf tertentu dengan
angka, penggunaan tanda baca atau simbol yang tidak sesuai ataupun berlebihan
dan penyingkatan-penyingkatan kata yang terlalu banyak yang tentu saja sangat tidak sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika gaya bahasa ‘gaul’ dan cara penulisan ‘alay’ ini terus dibiarkan dikhawatirkan
hal tersebut akan semakin membudaya dan mengakar di kalangan remaja kita
sehingga Bahasa Indonesia yang baik dan benar semakin terlupakan. Padahal
penulisan Bahasa Indonesia tersebut memiliki aturan baku yang tidak bisa diubah
sesuka hati karena jika hal tersebut diubah maka akan merusak tatanan penulisan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Untuk itu mari kita sebagai calon pendidik menjadi
sosok teladan dengan mampu menggunakan jejaring sosial tersebut dengan
bijaksana dalam menggunakan bahasa sehingga bahasa alay dan gaya bahasa gaul
perlahan-lahan dapat memudar atau bahkan menghilang dikalangan remaja
Indonesia. Sehingga diharapkan dengan begitu para remaja akan terbiasa dalam
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang
berlaku.
Mari cintai Bahasa Indonesia!
0 komentar:
Posting Komentar