[Laporan Genetika] MELIHAT DAN MENENTUKAN KELAINAN KROMOSOM PADA MANUSIA BERDASARKAN KARYOTIPE TIAP INDIVIDU
>> Selasa, 16 April 2013
MELIHAT DAN MENENTUKAN KELAINAN
KROMOSOM PADA MANUSIA BERDASARKAN KARYOTIPE TIAP INDIVIDU
ABSTRAK
Praktikum ini
bertujuan untuk mempelajari karyotipe kromosom manusia dan menentukan sindroma
berdasarkan karyotipe. Pada praktikum ini menggunakan alat berupa gunting dan
penggaris dan bahan berupa fotocopy kromosom manusia pada stadium metafase dan
lem. Pada awalnya praktikan secara individu diberi 1 helai fotocopy imitasi
keadaan kromosom manusia pada saat metaphase. Selanjutnya keliling dari tiap
kromosom dan nomor lembar fotocopy kromosom yang didapatkan digunting. Dibuat
karyotipenya dengan cara menempelkan gambar kromosom pada kertas kerja dengan
menggunakan lem. Ditempel pula nomor fotocopy yang didapatkan. Selanjutnya
dianalisis hasil karyotipe yang diperoleh. Karyotipe merupakan tampilan visual kromosom setiap individu.
Salah satu manfaat karyotipe adalah tes untuk mendeteksi beberapa kelainan yang
berhubungan dengan struktur dan jumlah kromosom. Karyotipe dibuat apabila ada
dugaan kelainan kromosom pada suatu individu. Dari percobaan diperoleh karyotipe yaitu 47,
XXYyang dibaca
dengan seorang laki-laki memiliki 47 kromosom termasuk 2 kromosom X dan 1
kromosom Y. Atau lebih rincinya yaitu seorang laki-laki yang memiliki 44 buah
autosom (22 pasang autosom) dan 2 buah kromosom
seks X serta 1 kromosom seks Y. Ini termasuk kelainan jumlah kromosom,
sebab pada umumnya manusia memiliki 46 kromosom. Adanya kelainan ini disebabkan
mutasi kromosom aneuploid yaitu mutasi kromosom yang hanya terjadi pada salah
satu kromosom dari genom, yaitu pada kategori trisomik (2n+1) yaitu mutasi
karena kelebihan satu kromosom. Adapun karyotipe 47, XXY ini mrupakan salah satu jenis sindrom yang dikenal
dengan sindrom Klinefelter. Penderita sindrom ini memiliki ciri-ciri
diantaranya tidak subur
(steril) , memiliki testis kecil, badan seringkali tinggi, tangan dan kaki yang
luar biasa panjang, kurus, memiliki suara bernada tinggi dan cenderung ke arah
pengembangan payudara.
Kata Kunci:Karyotipe, Kromosom, Sindrom,
Klinefelter, Sindrom Klinefelter, Mutasi, Mutasi Kromosom
PENDAHULUAN
Kromosom ialah benda – benda halus berbentuk lurus seperti batang atau
bengkokyang terdiri dari zat yang mudah mengikat warna di dalam nucleus
Kromosom yang
terdapat di dalam sel tidak pernah sama ukurannya. Panjang kromosom antara 0,2 hingga 50 µ(micron), dan
diameternya antara 0,2 hingga 20 mikron. Pada manusia panjang kromosom dapat sampai 6 mikron.
Kromosom tumbuh –
tumbuhan berukuran lebih besar dari pada kromosom hewan. Pengaturan kromosom secara
standar berdasarkan panjang, jumlah serta bentuk kromosom dari sel somatic suatu
individu dinamakan karyotipe (Suryo, 1984).
Kromosom adalah struktur
benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat keturunan
(hereditas). Kromosom khas bagi mahluk hidup. Tiap sel somatik pada organisme
tingkat tinggi mempunyai jumlah kromosom dasar, yaitu satu set diwariskan dari
induk dan satu sel dari ayah. Masing-masing kromosom mempunyai pasangan yang
identik yaitu kromosom homolog. Dua set kromosom ini disebut diploid (2n) (Crowder, 1998).
Kromosom yang sedang
membelah dikenal dengan kromatid; mereka terlekat satu sama lain pada semacam
‘pinggang’ (sentromer) dan ini terletak dekat tengah beberapa kromosom, yang
kemudian disebut metasentrik, dan dekat ujung lainnya (aksosentrik). Oleh
karena itu banyak kromosom memiliki lengan panjang dan pendek (Clarke, 1996).
Keragaman jumlah set
kromosom atau ploidi sering dijumpai di alam. Perubahan jumlah kromosom
dibedakan menjadi euploid dan aneuploid. Perubahan jumlah kromosom sangat
berpengaruh, karena dapat menimbulkan beberapa kelainan. Struktur kromosom juga
dapat terjadi yang disebut aberasi kromosom dan dibedakan dalam beberapa
peristiwa yaitu defisiensi, invers, translokasi, dan duplikasi (Pai, 1982).
Karyotipe merupakan tampilan
visual kromosom setiap individu. Kromosom akan berpasang-pasangan membentuk
pasangan kromosom homolog yang ditandai dengan panjang dan posisi sentromer
yang sama. Contoh penulisan karyotipe sebagai berikut: manusia memiliki 46
kromosom;
22AA (autosom) + XX
(genosom)à untuk wanita
22AA (autosom) + XY
(genosom) à untuk laki-laki (Pai, 1982).
Kariogram adalah susunan
sistematis kromosom sel tunggal individu selama tahap metaphase dan tersusun
menurut urutannya (karyotipe). Sedangkan ideogram adalah penyajian diagram dari
susunan kromosom (karyotipe) dari organisme. Salah satu manfaat karyotipe
adalah tes untuk mendeteksi beberapa kelainan yang berhubungan dengan struktur
dan jumlah kromosom. Karyotipe dibuat apabila ada dugaan kelainan kromosom pada
suatu individu. Hal ini berdasarkan pertimbangan karena tingginya biaya dan
pembuatannya memerlukan keahlian tertentu
(Clarke, 1996).
Setiap kromosom pada genom
(dengan mengecualikan kromosom-kromosom seks) di nomori secara berurutan sesuai
dengan panjangnya, dimulai dengan kromosom yang paling panjang (Stansfield, 2006).
Terdapat dua macam kromosom
pada manusia yaitu autosom dan gonosom. Autosom adalah kromosom biasa atau sel
tubuh (somatis), tidak berperan dalam menentukan pertumbuhan seks. Gonosom
adalah kromosom seks, berperan menentukan pertumbuhan seks. Jumlah kromosom
manusia adalah 46, 44 diantaranya adalah autosom, 2 gonosom. Gonosom ada dua
macam yaitu X dan Y. Susunan gonosom pada wanita adalah XX dan pada pria XY (Clarke, 1996).
Jumlah
kromosom manusia 46 berarti kromosom sexnya 2 dan autosomnya 44 dalam tiap nucleus
sel tubuh.
1. Jika
manusia tersebut laki – laki , maka penulisan symbol kromosomnya = 22 AA + xy
atau 44 A + xy atau 46 xy, artinya seorang laki – laki memiliki 22 pasang
autosom dan sebuah kromosom seks X dengan sebuah kromosom seks y atau 44 buah
autosom dan sebuah kromosom x dan y.
2. Spermatozoonnya
ada dua macam : 22A + x atau 22 A + y, artinya spermatozoon manusia
mempunyai 22 autosom + 1 kromosom x atau 22 autosom +1 kromosom y.
3. Untuk
wanita dituliskan : 46 xx atau 22 AA + xx atau 44 A + xx, artinya :
seorang wanita mempunyai 22 pasang autosom dan 1 pasang kromosom x, atau 44 buah autosom dan 2 buah kromosom seks x.
4. Ovum (sel telur)
manusia hanya 1 macam : 22 A + x , artinya : 22 autosom + 1 kromosom x (Yatim, 2003).
Sindrom Klinefelter (47, XXY)
Penderita ini tampak dan
berperilaku seperti laki-laki, dan sangat mungkin sebagian kasus bahkan
melewati kehidupan konsultasi ke dokter, tetapi mereka sama sekali tak subur.
Meskipun mereka dapat ereksi dan terjadi ejakulasi, spermatozoa tak pernah ada
dan cairan berasal dari prostat dan kelenjar pelengkap. Beberapa penderita
kawin dan penyempurnaan perkawinan dapat dikenakan secara legal. Penderita
memiliki testis kecil, dan badan seringkali tinggi dan kurus serta memiliki
suara bernada tinggi. Mungkin mereka memiliki perkembangan jaringan susu
abnormal dan sering hanya karena ini mereka datang ke dokter. Di samping ini
dapat terjadi gangguan mental, meskipun banyak penderita memiliki inteligensia
normal (Clarke, 1996).
Individual penderita
sindroma klinefelter mempunyai 47 kromosom, termasuk satu kromosom Y dan dua
kromosom X. Mereka pada umumnya tinggi-tinggi, tangan dan kaki yang luar biasa
panjang, steril karena gonad-gonad tidak berkembang dan cenderung ke arah
pengembangan payudara (Pai, 1982).
METODE
Setiap praktikan
dibagikan 1 helai fotocopy kromosom manusia imitasi keadaan kromosom manusia
pada stadium metaphase. Kemudian digunting keliling tiap kromosom dan nomor
lembar fotocopy kromosom yang didapatkan
praktikan. Setelah itu dibuat karyotipenya dengan cara gambar kromosom
ditempelkan pada kertas kerja. Ditempelkan pula nomor fotocopy yang telah
didapatkan. Selanjutnya karyotipe yang diperoleh dianalisis.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali
ini yang bertujuan untuk mempelajari karyotipe kromosom manusia dan menentukan
sindroma berdasarkan karyotipe, tiap praktikan (individu) mendapatkan 1 helai
fotocopy imitasi keadaan kromosom manusia pada saat metaphase. Setelah itu maka
keliling tiap kromosom dan nomor lembar fotocopy kromosom yang telah didapatkan
oleh tiap individu digunting. Lalu selanjutnya dibuatlah karyotipe dengan cara
menempelkan gambar kromosom yang telah digunting pada kertas kerja beserta
dengan nomor fotocopy yang didapatkan.
Dari hasil
percobaan maka didapatkan karyotipe berupa 47, XXY yang setelah dianalisis
merupakan suatu jenis sindrom yang dinamakan dengan Klinefelter. Sindrom
merupakan perubahan kromosom yang menghasilkan kelainan genetika.
Menurut Pai
(1982) Karyotipe
merupakan tampilan visual kromosom setiap individu. Sedangkan menurut Clarke
(1996) salah satu manfaat karyotipe adalah tes untuk mendeteksi beberapa
kelainan yang berhubungan dengan struktur dan jumlah kromosom. Karyotipe dibuat
apabila ada dugaan kelainan kromosom pada suatu individu.
Dari
hasil karyotipe yang diperoleh yaitu 47, XXY artinya seorang laki-laki memiliki
47 kromosom termasuk 2 kromosom X dan 1 kromosom Y. Atau lebih rincinya yaitu
seorang laki-laki yang memiliki 44 buah autosom (22 pasang autosom) dan 2 buah
kromosom seks X serta 1 kromosom seks Y.
Dapat terjadi kelainan pada
jumlah kromosom manusia disebabkan adanya mutasi kromosom. Mutasi kromosom yang
terjadi karena perubahan jumlah kromosom (ploid) melibatkan kehilangan atau
penambahan perangkat kromosom (genom) disebut euploid, sedang yang hanya
terjadi pada salah satu kromosom dari genom disebut aneuploid.
Macam-macam aneuploid di
antaranya adalah monosomik (2n-1) yaitu mutasi karena kekurangan satu kromosom,
nullisomik (2n-2), yaitu mutasi karena kekurangan dua kromosom, trisomik (2n+1)
yaitu mutasi karena kelebihan satu kromosom, dan tetrasomik (2n+2) yaitu mutasi
karena kelebihan dua kromosom.
Adapun karyotipe 47, XXY
termasuk ke dalam trisomik (2n+1) yaitu mutasi karena kelebihan satu kromosom
tepatnya pada kromosom seks X.
Ciri-ciri sindrom
Klinefelter dengan karyotipe 47, XXY menurut Clarke (1996) yaitu penderita ini
tampak dan berperilaku seperti laki-laki, dan sangat mungkin sebagian kasus
bahkan melewati kehidupan konsultasi ke dokter, tetapi mereka sama sekali tak
subur. Meskipun mereka dapat ereksi dan terjadi ejakulasi, spermatozoa tak
pernah ada dan cairan berasal dari prostat dan kelenjar pelengkap. Beberapa
penderita kawin dan penyempurnaan perkawinan dapat dikenakan secara legal.
Penderita memiliki testis kecil, dan badan seringkali tinggi dan kurus serta
memiliki suara bernada tinggi. Mungkin mereka memiliki perkembangan jaringan
susu abnormal dan sering hanya karena ini mereka datang ke dokter. Di samping
ini dapat terjadi gangguan mental, meskipun banyak penderita memiliki
inteligensia normal. Pai (1982) menambahkan bahwa penderita pada umumnya
tinggi-tinggi, tangan dan kaki yang luar biasa panjang, steril karena
gonad-gonad tidak berkembang dan cenderung ke arah pengembangan payudara.
Gambar penderita sindrom
Klinefelter
KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pada
keadaan normal jumlah kromosom suatu individu adalah konstan yaitu 46 kromosom.
Akan tetapi karena adanya kelainan kromosom pada individu yang disebabkan
mutasi kromosom, maka jumlah kromosom yang ada pada individu tertentu dapat
berbeda dari yang seharusnya. Pada percobaan diperoleh karyotipe berupa 47, XXY
artinya seorang laki-laki yang memiliki 47 kromosom termasuk 2 kromosom X dan 1 kromosom Y. Atau
lebih rincinya yaitu seorang laki-laki yang memiliki 44 buah autosom (22 pasang
autosom) dan 2 buah kromosom seks X
serta 1 kromosom seks Y. Hal ini merupakan mutasi kromosom yaitu tepatnya
aneuploid pada kategori trisomik (2n+1) yaitu mutasi karena kelebihan satu
kromosom yaitu tepatnya pada kromosom seks X. Adapun karyotipe 47, XXY ini
dikenal dengan nama Klinefelter yang memiliki ciri-ciri diantaranya tidak subur
(steril) , memiliki testis kecil, badan seringkali tinggi, tangan dan kaki yang
luar biasa panjang, kurus, memiliki suara bernada tinggi dan cenderung ke arah
pengembangan payudara.
REFERENSI
Clarke, Cyril A. 1996. Genetika Manusia dan Kedokteran.
Jakarta: WidyaMedika.
Crowder,
L. V. 1998. Genetika Tumbuhan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Pai,
C Ana. 1982. Dasar-dasar Genetika.
Jakarta: Erlangga.
Stansfield,
W.D, Jaime S.C, Raul J.C. 2006. Biologi
Molekuler dan Sel. Jakarta: Erlangga.
Suryo, 1984. Genetika Manusia. Yogyakarta:
UGM
Yatim, Wildan.
2003. Genetika,
Bandung; Tarsito
0 komentar:
Posting Komentar