[Laporan Genetika] UPAYA PEMELIHARAAN DAN PENANGKARAN UNTUK MELIHAT PERBEDAAN SEKS DAN SIKLUS HIDUP Drosophila melanogaster
>> Selasa, 16 April 2013
UPAYA PEMELIHARAAN
DAN PENANGKARAN UNTUK MELIHAT PERBEDAAN SEKS DAN SIKLUS HIDUP Drosophila melanogaster
ABSTRAK
Praktikum
ini bertujuan untuk mengamati siklus hidup Drosophila,
membedakan seks pada Drosophila, serta
membuat biakan untuk pemeliharaan Drosophila. Pada
praktikum ini menggunakan alat berupa mikroskop stereo, kuas kecil, botol
biakan, selang plastik, sumbat botol dari busa, kertas pupasi, blender dan
timbangan . Adapun bahan yang digunakan yaitu pisang matang, eter, tape
singkong, gula merah dan yeast. Pisang matang digunakan sebagai medium untuk
penangkaran Drosophila sedangkan
tape singkong, gula merah dan yeast digunakan sebagai medium pada pembiakan dan
pemeliharaan Drosophila, dimana
tape singkong dan gula merah berfungsi sebagai sumber
karbohidrat bagi Drosophila sementara
yeast berfungsi untuk mengembangkan
adonan medium agar lebih padat dan homogen. Pada pembiakan dan
pemeliharaan Drosophila melanogaster
dibuat kertas pupasi yang bertujuan sebagai tempat perlekatan pupa agar mudah diamati. Dari
pengamatan dapat terlihat bahwa siklus hidup Drosophila melanogaster melalui 4 fase yaitu telur, larva, pupa, dan imago. Fase telur berlangsung
lebih kurang 24 jam dan terlihat telur yang berbentuk oval, fase larva ditandai
dengan bentuk berwarna putih dan bersegmen, sedangkan fase pupa memiliki kutikula
yang keras dan berwarna gelap, dan selanjutnya fase imago mulai terbentuk Drosophila
melanogaster dewasa. Selain itu
pada pengamatan untuk membedakan Drosophila melanogaster jantan dan
betina dengan bantuan mikroskop, terlihat beberapa perbedaan diantaranya ukuran
tubuh betina yang lebih besar daripada jantan, ujung abdomen betina yang lebih
runcing dibandingkan jantan, segmen abdomen betina yang lebih banyak yaitu 7
segmen sedangkan pada jantan hanya 5 segmen, tungkai depan pada betina tidak
terdapat sex comb sedangkan pada jantan ada, dan warna tubuh betina pada bagian
belakang lebih terang dibandingkan pada jantan.
Kata
Kunci: Drosophila melanogaster, Siklus Hidup, Seks Drosophila, Pemeliharaan Drosophila
PENDAHULUAN
Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang
dapat ditemukan di buah-buahan busuk. Drosophila
telah digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan.
Kebanyakan penemuan di bidang genetika
didapatkan melalui penelitian dengan menggunakan lalat tersebut sebagai bahan
(Suryo, 2004). Pilihan ini tepat sekali karena pertama, lalat ini kecil
sehingga suatu populasi yang besar dapat dipelihara dalam laboratorium. Kedua,
daur hidup sangat cepat. Tiap 2 minggu dapat dihasilkan satu generasi dewasa
yang baru. Ketiga, lalat ini sangat subur yang betina dapat
menghasilkan ratusan telur yang dibuahi dalam hidupnya yang pendek itu (Kimball, 2001).
Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror, 1992):
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Spesies : Drosophila melanogaster
Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha
(pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks)
dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari
bagian anterior pupa (Wheeler, 1981).
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri
segmen yang teratur. Segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu;
kepala, thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior
dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung perut). Pada
Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur memberi
informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan sebelum
fertilisasi. Setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan
memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
Adapun ciri umum
lain dari Drosophila melanogaster diantaranya:
1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam
di tubuh bagian belakang.
2.
Berukuran kecil, antara 3-5 mm.
3. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang
terinteruptus dekat dengan tubuhnya.
4. Sungut (arista) umumnya
berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.
5. Crossvein posterior umumnya
lurus, tidak melengkung.
6.
Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.
7. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran
lebih kecil dibanding mata majemuk.
8.
Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima
dan bergaris hitam.
9.
Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.
Sedangkan ciri-ciri
yang membedakan Drosophila jantan dan betina antara lain:
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari
telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – pupa –
imago. Perkembangan dimulai segera
setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode
embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda
menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada
saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan.
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut
perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa,
dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada
perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa . Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat
panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai
bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga
seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum
400-500 buah dalam 10 hari (Silvia,
2003).
Telur Drosophila dilapisi oleh
dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan
suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya
terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari
telur tersebut (Borror, 1992).
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan
menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada
trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan
posterior (Silvia, 2003).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit
untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru
diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit,
larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai
pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah
gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar
ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva
instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering
dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi
sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung
empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari
larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago.
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika
terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung
baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada
kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat
kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan
kemudian membentuk pupa. Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa,
tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap
disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala,
bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula
pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan
dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985).
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan
dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult
(sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk
perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003).
Dewasa pada Drosophila
melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah
keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum
terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan
akan
menyimpan sperma
dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Pada ujung anterior
terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak
sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi
dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan
jaringan embrio (Borror, 1992).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila
melanogaster diantaranya sebagai berikut:
·
Suhu Lingkungan
Drosophila
melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal.
Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat
akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah
atau sekitar 180°C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya
relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat
dewasa yang tumbuh akan steril.
·
Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila
melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan.
Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran
kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal
berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya
dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur – telur ini juga
dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina.
·
Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan
Botol medium
sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat. Selain
itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu
banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila melanogaster dengan
kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa
dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium
terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya
jumlah kematian pada individu dewasa.
·
Intensitas Cahaya
Drosophila
melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami
pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap (Shorrocks, 1972).
METODE
1. Pemeliharaan Drosophila
Dicuci botol selai menggunakan sabun hingga bersih kemudian dikeringkan.
Selanjutnya dibuat tutup botol dari busa sehingga menghalangi lalat keluar dari
dalam botol. Dibuat medium hidup lalat dengan cara:
Ditimbang pisang: tape singkong: gula merah dengan perbandingan 7:2:1
(dalam gram). Dihaluskan pisang dan tape menggunkan blender, ditambah air
secukupnya, lalu dituangkan ke dalam panci. Dimasak bahan yang telah dihaluskan
dan ditambahkan dengan potongan gula merah selama ± 1 jam sambil diaduk.
Dimasukkan medium ke dalam botol. Ditutup botol biakan dengan spons.
Didinginkan hingga suam-suam kuku, kemudian ditambahkan yeast ± 7 butir dan
kertas pupasi, kemudian ditutup kembali dengan spons.
Medium Drosophila diganti setiap 14 hari sekali supaya hasil yang
diperoleh maksimum. Jika tidak bisa, maka paling tidak diganti setipa 1 bulan
sekali. Drosophila pada medium yang selalu diganti disebut sebagai
stok Drosophila.
2.
Menangkar Drosophila
Disediakan buah
pisang yang telah matang dan diletakkan beberapa saat. Drosophila yang mendatangi buah tersebut ditangkap menggunakan
bantuan plastik dan dipindahkan segera ke dalam
botol yang telah disiapkan untuk penangkaran Drosophila menggunakan pipa plastik yang
dapat dibuat dengan cara :
Pipa plastik dengan
diameter 1 cm dan 2 cm disiapkan. Dipotong dengan ukuran 5 cm. Kain kasa
diselipkan pada salah satu ujung pipa plastik 1 cm dan
kemudian didorong hingga masuk ke potongan pipa 2 cm kira-kira setengah panjang
pipa.
3.
Mengecek perbedaan Drosophila jantan dan betina di bawah mikroskop
Drosophila dihisap menggunakan
pipet yang telah dibuat. Dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah diberi
kapas mengandung eter. Didiamkan beberapa saat hingga tampak Drosophila telah pingsan. Drosophila diambil menggunakan kuas, dan
diletakkan di atas kaca benda. Ciri-ciri Drosophila diamati di bawah mikroskop. Dibedakan jantan dan betina. Digambar pada hasil
pengamatan. Dilakukan dengan cepat sebelum Drosophila terbang. Disedot kembali Drosophila ke dalam botol pemeliharaan.
4.
Mengamati siklus
hidup Drosophila
Diamati Drosophila yang dibiakkan selama 14 hari setiap hari untuk melihat siklus hidup Drosophila. Dicatat hasil pengamatan
beserta fase-fase hidup Drosophila, pada hari keberapa
dan berapa lama siklus tersebut berlangsung.
HASIL
1). Tabel Pengamatan Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
No
|
Tempat
|
Tanggal
|
Perlakuan
|
1
|
Kost
|
22 Oktober 2012
|
Menyimpan pisang dalam botol selai.
|
2.
|
|
27 Oktober 2012
|
Menutup botol selai untuk menangkap Drosophila melanogaster.
|
3.
|
Laboratorium
|
29 Oktober 2012
|
Pembuatan media dasar; pisang 700 gr, tapai 141 gr, dan gula merah 100
gr.
|
4.
|
|
|
Memasukkan Drosophila ke media dasar. Drosophila yang dimasukkan sebanyak
12 ekor.
|
5.
|
Kost
|
30 Oktober 2012
|
Drosophila melanogaster belum berkembangbiak.
Pergerakan kurang aktif dan terdapat 4 dari 12 ekor yang mati.
|
6.
|
|
31 Oktober 2012
|
Gerak Drosophila melanogaster kurang aktif dilihat dari
5 ekor yang hanya menempel di dinding toples. 1 ekor Drosophila kembali mati.
|
7.
|
|
1 November 2012
|
Drosophila melanogaster yang tersisa tinggal 7
ekor. Belum tampak adanya proses perkembangbiakan. Drosophila tidak aktif bergerak.
|
8.
|
|
2 November 2012
|
Ditemukan 4 bangkai Drosophila
|
9
|
|
3 November 2012
|
Drosophila melanogaster mati semua.
|
10
|
|
4 November 2012
|
Pembersihan
media pembiakan tahap I yang gagal. Persiapan tahap II untuk memelihara Drosophila.
|
11
|
|
5 November 2012
|
Menyimpan
pisang ke dalam botol selai.
|
12
|
|
6 November 2012
|
Drosophila melanogaster mulai berdatangan
sebanyak 6 ekor.
|
13
|
|
7 November 2012
|
Drosophila melanogaster semakin banyak (15 ekor)
|
14
|
|
8 November 2012
|
Ada 18
ekor Drosophila melanogaster.Selanjutnya botol selai
ditutup.
|
15
|
|
9 November 2012
|
Drosophila melanogaster aktif bergerak. Pisang
mulai membusuk.
|
16
|
|
11 November 2012
|
Terdapat
telur Drosophila melanogaster.
|
17
|
|
12 November 2012
|
Membiarkan
Drosophila melanogaster berkembangbiak dan
memperbanyak dirinya.
|
18
|
|
15 November 2012
|
Persiapan
pembuatan medium pembiakan.
|
19
|
|
16 November 2012
|
6 ekor Drosophila melanogaster dimasukkan ke dalam toples berisi
medium. ± 19 jam kemudian Drosophila melanogaster mulai bertelur. Terlihat di toples ada
bintik-bintik putih.
|
20
|
|
17 November 2012
|
Telur
berubah warna agak kekuningan dan ukurannya lebih besar. Lalu terjadi
perubahan bentuk kulit di saat mengelupas, namun tidak bisa diamati karena
keterbatasan pandang mata yang tidak mendukung. Namun terlihat bentuknya
seperti cacing bersegmen.
|
21
|
|
18 November 2012
|
Ukuran
larva bertambah besar, terlihat adanya warna kehitaman pada bagian mulut
larva. Jumlah larva sangat banyak.
|
22
|
|
19 November 2012
|
Larva
berubah bentuk, terlihat adanya penonjolan sedikit pada bagian abdomen.
Bentuk dan ukuran tubuh larva berubah makin panjang, warnanya kuning dan ada
bintik mata. Mulutnya terlihat bersungut-sungut bergerak lebih aktif.
|
23
|
|
20 November 2012
|
Jumlah
larva semakin banyak yang mengalami fase ini.
|
24
|
|
21 November 2012
|
Larva
berubah menjadi pupa.
|
25
|
|
22 November 2012
|
Larva
masih mengalami fase pupa.
|
26
|
|
23 November 2012
|
Pupa
memiliki ruas tubuh, kepala dan kaki makin jelas, tetapi tidak bergerak.
|
27
|
|
24 November 2012
|
Banyak
pupa yang tidak bergerak menempel di kertas pupasi dan di dinding toples.
|
28
|
|
25 November 2012
|
Pupa
berubah menjadi imago tapi ukurannya kecil, kurus, warnanya pucat dan sayap
belum terbentuk.
|
29
|
|
26 November 2012
|
Bentuknya
mulai mirip dengan induknya. Terlihat perbedaan pada warnanya yang agak
abu-abu, namun ukuran masih kecil dan tidak seaktif lalat induknya.
|
30
|
|
27 November 2012
|
Sudah
seperti lalat dewasa.
|
31
|
|
28 November 2012
|
Jumlah Drosophila ± 120 ekor, sangat aktif bergerak.
|
32
|
|
29 November 2012
|
Terlihat
banyak bintik-bintik putih di kertas pupasi dan dinding toples (telur Drosophila melanogaster). Sepertinya siklus akan mengulang kembali.
|
2) Gambar Drosophila melanogaster jantan dan betina
3) Tabel perbedaan seks pada Drosophila melanogaster
Ciri pembeda
|
Jantan
|
Betina
|
Ukuran tubuh
|
Lebih kecil
|
Lebih besar
|
Warna tubuh
|
Bagian belakang
lebih gelap
|
Bagian belakang
lebih terang
|
Panjang sayap
|
Lebih pendek
|
Lebih panjang
|
Ujung abdomen
|
Tumpul
|
Lancip
|
Jumlah segmen
abdomen
|
5 segmen abdomen
|
7 segmen abdomen
|
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini,
objek yang digunakan adalah lalat buah (Drosophila
melanogaster) karena mudah
diperoleh, mudah dipelihara, mudah diamati, dapat berkembang biak dengan cepat,
serta menghasilkan keturunan dalam jumlah besar pada setiap masa reproduksi.
Dalam hal ini dilakukan pembiakan terhadap Drosophila
dengan tujuan untuk mengetahui siklus hidupnya. Drosophila ini dibiakkan dengan media pisang, tape singkong dan
gula merah dengan perbandingan 7:2:1. Fungsi tape singkong dan gula merah dalam
medium ini adalah sebagai sumber karbohidrat bagi Drosophila. Sedangkan yeast atau ragi berguna untuk mengembangkan
adonan medium agar lebih padat dan homogen. Selain itu, enzim yang terdapat
pada ragi akan bereaksi dengan karbohidrat sehingga banyak menghasilkan CO2.
Pada botol penangkaran harus diberikan kertas pupasi karena kertas pupasi
tersebut berfungsi sebagai tempat perlekatan pupa agar mudah diamati.
Dalam pengamatan
siklus hidup Drosophila ini terdapat
beberapa fase yaitu:
1.
Telur
Pada pengamatan Drosophila yang ditangkar menghasilkan
telur. Berbentuk oval, memiliki
struktur seperti kait yang berfungsi sebagai pengapung untuk mencegah agar tidak
tenggelam ke dalam makanan yang berbentuk agak encer. Dapat dilihat dengan mata telanjang. Tahap telur berlangsung selama lebih kurang
24 jam.
2.
Larva
Larva berwarna
putih dan bersegmen. Mulut berwarna hitam dan bertaring.
Larva hidup di dalam makanan dan aktivitas makannya sangat tinggi. Pada tahap larva terjadi dua kali pergantian
kulit, dan periode di antara masa pergantian kulit dinamakan stadium instar.
Dengan demikian, dikenal tiga stadium instar, yaitu sebelum pergantian kulit
yang pertama, antara kedua masa pergantian kulit, dan setelah pergantian yang
kedua. Di akhir stadium instar ketiga, larva keluar dari media makanan menuju
ke tempat yang lebih kering untuk berkembang menjadi pupa. Secara
keseluruhan tahap larva memakan waktu 4 hari.
3.
Pupa
Pupa memiliki kutikula yang keras dan berwarna gelap. Tahap pupa berlangsung sekitar 4 hari.
4.
Imago
Lalat dewasa yang baru keluar dari pupa sayapnya belum mengembang ,
tubuhnya berwarna bening. Keadaan ini
akan berubah dalam beberapa jam. Untuk mencapai tahap imago diperlukan waktu
selama 7 hari.
Setelah melewati fase-fase tersebut menunjukkan bahwa lalat buah tersebut
telah melakukan metmorfosis secara sempurna.
Dalam pengamatan Drosophila ini dilakukan pengulangan percobaan untuk melihat siklus hidup dari Drosophila melanogaster yang pada
percobaan I gagal karena Drosophilanya mati
semua.
Perbedaan mendasar antara lalat betina dan jantan yaitu lalat betina mencapai umur matang kelamin dalam waktu 12 hingga 18 jam, dan
dapat bertahan hidup selama lebih kurang 26 hari. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada lalat jantan. Pada bagian belakang
tubuh lalat betina berwarna lebih terang daripada lalat jantan. Sementara
itu, pada bagian kaki lalat jantan terdapat struktur yang dinamakan sisir
kelamin (sex comb). Lalat betina tidak
memiliki struktur ini. Selain itu, pada ujung abdomen pada jantan terdapat bintik hitam yang tidak dimiliki oleh
lalat betina.
Gambar perbedaan Drosophila melanogaster
betina dan jantan
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dalam upaya pembiakan dan pemeliharaan Drosophila melanogaster, dapat terlihat fase-fase yang dilewati Drosophila melanogaster dalam siklus hidupnya. Dimana terdiri atas 4 fase
yaitu telur, larva, pupa, dan imago. Pada fase telur, terlihat adanya telur Drosophila yang berbentuk oval yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Fase telur
berlangsung lebih kurang 24 jam. Selanjutnya
memasuki fase larva yang berwarna putih dan bersegmen. Mulut berwarna hitam dan
bertaring. Fase larva berlangsung sekitar 4 hari. Selanjutnya memasuki fase pupa yang memiliki kutikula yang keras dan
berwarna gelap. Fase ini berlangsung sekitar 4 hari. Selanjutnya barulah memasuki
fase akhir yaitu fase imago yang telah membentuk lalat dewasa. Dalam pengamatan
ini menggunakan media pisang, tape singkong, gula merah, dan yeast. Pisang
digunakan untuk penangkarannya. Sementara pada proses pembiakan digunakan tape
singkong dan gula merah sebagai sumber karbohidrat bagi Drosophila dan yeast atau ragi
berguna untuk mengembangkan adonan medium agar lebih padat dan homogen. Selain itu perlu adanya kertas pupasi sebagai tempat perlekatan pupa agar mudah diamati. Untuk melihat perbedaan
Drosophila melanogaster jantan dan betina dengan menggunakan bantuan
mikroskop. Adapun yang dapat diamati yaitu ukuran tubuh dimana betina lebih
besar dibandingkan jantan, ujung abdomen dimana pada betina runcing dan pada
jantan tumpul, jumlah segmen abdomen dimana pada betina ada 7 segmen sedangkan
pada jantan hanya 5 segmen dan tungkai depan pada betina tidak ada sex comb
sementara pada jantan terdapat sex comb.
REFERENSI
Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA :Coldspring
Harbor Laboratory Press.
Borror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga.
Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada Press.
Kimball, J.W. 2001. Biologi.
Jakarta: Erlangga.
Shorrocks, B. 1972.
Drosophila. London: Ginn & Company Limited.
Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Formaldehida
Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi
Universitas Padjdjaran.
Wheeler, MR. 1981. The Drosophilidae: a taxonomic overview. In: The
genetics and biology of Drosophila (Ashburner M, Carson HL and Thompson JN Jr,
eds). New York: Academic Press.
0 komentar:
Posting Komentar