[Laporan Genetika] PEMBUATAN ENZIM PROTEASE PAPAIN UNTUK ISOLASI DNA SEDERHANA
>> Selasa, 16 April 2013
PEMBUATAN
ENZIM PROTEASE PAPAIN UNTUK ISOLASI DNA SEDERHANA
ABSTRAK
Praktikum yang dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi pada tanggal
7 januari 2013 ini bertujuan untuk menentukan keberhasilan isolasi DNA pada
sel-sel hati ayam, melihat bentuk DNA melalui teknik isolasi DNA sederhana, dan
mengidentifikasi tahap/fase isolasi DNA dan fungsinya. Pada praktikum ini
menggunakan bahan berupa hati ayam, air es, garam dapur, daun papaya, sabun
cair, etanol 70% dan kain kasa. Sedangkan alat yang digunakan yaitu
lumpang-mortar, tabung reaksi, dan mikroskop. Tujuan pemberian air es pada
cairan yaitu untuk menonaktifkan enzim yang terdapat pada daun pepaya maupun
hati ayam agar tidak mengalami denaturasi pada saat penggerusan, tujuan
pemberian garam dapur untuk
menghilangkan protein
dan karbohidrat karena garam dapat menyebabkan kedua terpresipitasi
dan bersama-sama
dengan detergen, keduanya berfungsi seperti halnya lising buffer.
Sementara pemberian sabun cair dalam isolasi DNA dapat
menyebabkan rusaknya membran sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik sabun cair dengan protein dan lemak
pada membran membentuk senyawa lipid protein kompleks Selain itu sabun cair dapat menyebabkan hilangnya molekul lipid pada membran
sel sehingga struktur membran akan rusak dan
melisiskan isi sel.Tujuan pemberian etanol 70% yaitu untuk mengikat strand
DNA yang telah terkumpul. Strand-strand DNA yang terikat oleh alkohol akan
nampak sebagai benang-benang putih yang terapung diatas filtrat.Keberhasilan
isolasi DNA ditandakan dengan adanya benang-benang putih yang bentuknya tak
beraturan pada pengamatan di bawah mikroskop.
Kata Kunci:Isolasi DNA, DNA, Hati ayam
PENDAHULUAN
DNA (Deoxyribose Nucleid Acid) adalah master molekul yang
mengkode semua informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme
dalam setiap organisme (Jamilah,2005).
DNA tersusun seperti sebuah rantai yang dibuat dari unit-unit
kecil (monomer) nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen,
yaitu: (1) sebuah basa nitrogen, baik berupa sebuah turunan pirimidin atau
purin; (2) gula pentosa 2-deoksi-D-ribosa; dan (3) sebuah molekul asam fosfat
(P). Empat basa nitrogen yang terdapat pada DNA adalah adenin dan guanin
(purine), cytosine dan thimine (pyrimidine). DNA dibentuk
secara kovalen dari banyak deoksiribonukleotida; diikat oleh jembatan
fosfodiester antara kelompok hidroksil dari fosfat pada satu nukleotida dengan
kelompok hidroksil dari gula pada nukleotida berikutnya. Dan backbone DNA
disusun oleh kelompok-kelompok fosfat dan gula pentosa secara bergantian,
dengan basa-basa nitrogen pada sisi rantai (Elrod & Stansfield,
2002).
DNA yang menyusun kromosom ini merupakan nukleotida
rangkap yang
tersusun heliks ganda, dimana basa nitrogen dan kedua benang polinukleotida saling berpasangan dalam pasangan yang tetap
melalui ikatan hydrogen dan antara nukleotida yang satu dengan yang lain
dihubungkan dengan dengan ikatan fosfat (Campbell, 2004).
Bentukan pilinan
ganda DNA dapat lepas satu sama lain membentuk rantai tunggal jika: (1)
terdapat pada lingkungan dengan pH ekstrim; (2) terjadi peningkatan suhu; (3)
penurunan konstanta dielektrik oleh alkohol, keton, dll.; dan (4) terkena urea
atau amida. Selama proses denaturasi, ikatan kovalen yang menyusun struktur backbone
DNA tidak rusak; ikatan yang putus adalah ikatan hidrogen antara pasangan
basa dari kedua rantai. Ada dua kekuatan yang menjaga keutuhan pilinan ganda
DNA, yaitu (1) ikatan hidrogen antara pasangan basa dan (2) interaksi
hidrofobik antar basa yang berpasangan tersebut (Turner, 1997).
Saat ini banyak
sekali metode isolasi DNA yang berhasil dikembangkan. Prinsip dasar dari
isolasi DNA adalah mengeluarkan DNA dari sel yang selanjutnya dimanipulasi
secara in vitro untuk berbagai keperluan. Untuk mengeluarkan isi sel
tentu saja yang pertama kali dilakukan adalah menghancurkan bagian yang paling
luar yaitu membran sel. Perlakuan harus berbeda ketika mengisolasi sel dari
tumbuhan karena tumbuhan memiliki dinding sel. Selain itu, untuk menjaga
kemurnian dari DNA yang diperoleh dilakukan juga perlakuan secara kimiawi untuk
menghilangkan senyawa kontaminan yang dapat mengganggu tahap-tahap selanjutnya,
misalnya kloning, reaksi pemotongan (restriksi), dsb (Old & Primrose, 1989).
Proses isolasiDNA diawali dengan proses
ekstraksi DNA. Hal ini bertujuan untuk memisahkan DNA
dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini harus dilakukan dengan
hati-hati, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada DNA. Untuk mengeluarkan
DNA dari sel, dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel, membran plasma dan
membran inti baik dengan cara mekanik maupun kimiawi. Jika dengan cara mekanik
bisa dilakukan dengan memblender atau menggerus dengan menggunakan mortar dan
pistil (Darbre, 1999).
Penambahan sabun cair dalam isolasi DNA dapat dilakukan
karena sabun cair dapat menyebabkan rusaknya membran sel,
melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik
sabun cair dengan protein dan lemak pada membran membentuk senyawa lipid
protein kompleks.
Garam memegang
peranan penting yang lain untuk menghilangkan protein
dan karbohidrat karena garam dapat menyebabkan kedua terpresipitasi
dan bersama-sama
dengan sabun cair, keduanya berfungsi seperti halnya lising buffer. Pemekatan dengan etanol pada
lapisan atas sampel sehingga terjadi presipitasi DNA pada perbatasan kedua
larutan (Zubaidah, 2004).
METODE
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium
Pendidikan Biologi FKIP Untan pada tanggal 7 Januari 2013. Adapun bahan yang
digunakan berupa hati ayam, air es, garam dapur, daun papaya, sabun cair, etanol 70% dan
kain kasa. Sedangkan alat yang digunakan yaitu lumpang-mortar, tabung reaksi,
dan mikroskop.
Pertama-tama dilakukan
pembuatan enzim protease papain dengan menggunakan daun pepaya yang diambil
sebanyak 1 genggam dan kemudian dipotong kecil-kecil selanjutny daun tersebut
digerus dalam lumpang dan mortar hingga halus dengan diberi air es. Air es
terus ditambahkan untuk mempertahankan suhu dalam mortar agar tetap dingin.
Selanjutnya setelah tumbukan halus, ditambahkan air es hingga volumenya
setengah dari volume lumpang. Kemudian cairan daun pepaya tersebut disaring
menggunakan kain kasa.
Setelah pembuatan enzim
protease papain selesai dilakukan, maka selanjutnya dilakukan isolasi DNA dari hati
ayam dimana hati ayam yang berukuran cukup besar dipotong-potong dan
selanjutnya ditaruh dalam lumpang dengan diberi air es ke dalam lumpang agar
suhunya tetap dingin. Setelah digerus, ditambahkan ½ sendok teh garam dapur ke
dalam lumpang dan digerus hingga halus. Setelah selesai digerus, ditambahkan 1
sendok teh sabun cuci cair ke dalam lumpang dan diaduk hingga cairan menjadi
kental dan berlendir. Selanjutnya didiamkan selama 15 menit dengan tetap
mempertahankan suhu dingin dengan cara pemberian air es ke dalam lumpang.
Selanjutnya larutan dipindahkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 ml. Kemudian
dipreparasi dengan enzim papain dengan perbandingan volume enzim papain: volume
larutan hati ayam 1:1. Selanjutnya ditambahkan etanol 70% secara perlahan melalui
dinding tabung hingga tampak bagian berwarna keputihan pada permukaan tabung
reaksi. Diambil bagian tersebut untuk dilihat di bawah mikroskop. Selanjutnya
digambar/ difoto dan dicatat bentuk yang diamati.
HASIL
Gambar 1. Ekstrak daun pepaya
Gambar 2. Ekstrak
hati ayam
Gambar 3. Campuran ekstrak daun pepaya dan ekstrak
hati ayam
PEMBAHASAN
Pada
praktikum yang dilakukan kali ini, mengenai Isolasi DNA. Yang bertujuan
untuk melihat DNA yang terdapat pada sel hati ayam. Menurut Jamilah (2005) DNA (Deoxyribose Nucleid Acid) adalah master molekul
yang mengkode semua informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme
dalam setiap organisme. DNA
memiliki struktur pilinan utas ganda yang antiparalel. DNA tersusun seperti sebuah rantai yang dibuat dari unit-unit
kecil (monomer) nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen,
yaitu: (1) sebuah basa nitrogen, baik berupa sebuah turunan pirimidin atau
purin; (2) gula pentosa 2-deoksi-D-ribosa; dan (3) sebuah molekul asam fosfat
(P). Empat basa nitrogen yang terdapat pada DNA adalah adenin dan guanin
(purine), cytosine dan thimine (pyrimidine). DNA dibentuk
secara kovalen dari banyak deoksiribonukleotida; diikat oleh jembatan
fosfodiester antara kelompok hidroksil dari fosfat pada satu nukleotida dengan
kelompok hidroksil dari gula pada nukleotida berikutnya. Dan backbone DNA
disusun oleh kelompok-kelompok fosfat dan gula pentosa secara bergantian,
dengan basa-basa nitrogen pada sisi rantai. Umumnya DNA berbentuk double
stranded namun adapula yang single stranded.
Langkah awal
dalam isolasi DNA sederhana yang dilakukan adalah dengan mengekstraksi DNA dari sel hati ayam. Hal ini bertujuan untuk
memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini dilakukan
dengan hati-hati, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada DNA. Untuk
mengeluarkan DNA dari sel, dilakukan dengan memecahkan dinding sel, membran
plasma dan membran inti yaitu dengan cara mekanik (melakukan penggerusan dengan
mortar).
Adapun proses penambahan air es selama proses penggerusan
adalah untuk membuat enzim yang ada pada ekstrak menjadi non aktif.
Menurut Zubaidah (2004) penambahan sabun cair dalam isolasi
DNA dilakukan karena sabun cair dapat menyebabkan
rusaknya membran sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik sabun cair dengan protein dan lemak
pada membran membentuk senyawa lipid protein kompleks Selain itu menurut
Jamilah (2005) sabun cair dapat menyebabkan hilangnya molekul
lipid pada membran sel sehingga struktur membran akan rusak dan melisiskan isi sel. Pada saat penghancuran
jaringan- jaringan sampel pada awal proses isolasi DNA, terjadi pelepasansenyawa polifenol dan polisakarida.
Garam memegang
peranan penting yang lain untuk menghilangkan protein
dan karbohidrat karena garam dapat menyebabkan kedua terpresipitasi bersama-sama
dengan sabun cair, keduanya berfungsi seperti halnya lysing buffer. Selain itu, penambahan
garam bertujuan untuk memudahkan pemisahan
benang-benang DNA dari larutan sehingga benang-benang DNA
tersebut akan mudah diamati dan untuk memberikan kondisi ionik sehingga reaksi
berjalan lebih stabil serta dapat membantu
dalam hal pemekatan DNA.
Fungsi dari penambahan alkohol (etanol 70%) yaitu untuk
mengikat strand DNA yang telah terkumpul. Strand-strand DNA yang terikat oleh
alkohol akan nampak sebagai benang-benang putih yang terapung diatas
filtrat. Selain itu alkohol juga berfungsi mempertifikasi DNA.
Sehingga terlihat isolat yang diperoleh adalah DNA dimana hal tersebut menandakan
keberhasilan dalam melakukan isolasi DNA pada sel hati ayam.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan
pada praktikum isolasi DNA sederhana
dengan menggunakan hati ayam didapatkan hasil berupa bagian berwarna keputihan
yang setelah diamati dibawah mikroskop terlihat seperti rangkaian benang-benang
kusut yang menandakan bahwa isolasi DNA yang dilakukan pada sel-sel hati ayam berhasil.
REFERENSI
Campbell NA, dkk,
2004. Biologi. Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Darbre,
Philippa D. 1999. Basic Molecular Biology (Essential Techniques). London: John
Wiley & Sons.
Elrod &
Stansfield. 2002. Schaum’s Outline Teori
dan Soal-Soal Genetika. Jakarta: Erlangga.
Jamilah. 2005. Pengaruh Berbagai Macam
Detergen, Penambahan Enzim, dan
Ekstrak Nanas (Ananas Comosus) terhadap
Hasil Isolasi DNA Berbagai Macam Buah Sebagai Topik Praktikum Mata Kuliah Genetika. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:Universitas
Negeri Malang.
Old,
RW & Primrose, SB. 1989. Principles of Gene Manipulation 4th ed.
Oxford: Blackwell
Scientific
Publications.
Turner, PC., McLennan, AG., Bates,AD.,
& White, MRH. 1997. Instant Notes in Molecular Biology.
Singapore: Bios Scientific Publisher.
Zubaidah, Siti.2004.Identifikasi variasi genetik,distribusi dan upaya
eliminasi bakteri penyebab CVPD ( Citrus Vein Phloem
Degeneration ). Desertasi tidak diterbitkan. Malang :
Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya.
0 komentar:
Posting Komentar